Penguatan Jati Diri Sebagai Kesiapan Menghadapi Era Industri 4.0 Bagi Pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Salatiga
(08/2019) Bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan internal bangsa, yaitu semakin marak fenomena sosial dan budaya yang menggambarkan situasi kehidupan masyarakat semakin lemah komitmen terhadap nilai–nilai dasar kehidupan yang telah lama dijadikan sebagai pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Sementara saat ini pada sebagian besar masyarakat lebih memilih dan berpegang pada nilai-nilai modern yang berorientasi pragmatis dan positivistik. Sebaliknya, nilai-nilai dasar (core values) kehidupan yang dahulu diyakini sebagai sesuatu yang luhur, sekarang dianggapnya sebagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman (out of date).
Pemuda pelajar memiliki posisi strategis, yaitu sebagai generasi muda yang akan meneruskan kepeminpinan bangsa di masa depan. Pada tingkat usia muda para pemuda pelajar memiliki idealism yang tinggi, namun di sisi lain di masa-masa perkembangan kepribadiannya masih sangat labil. Pada saat ini generasi muda pelajar sedang memasuki Era Revolusi Industri 4.0. yang ditandai oleh penggunaan sistem siber fisika (physical-cyber system), yaitu sebuah sistem yang menggabungkan elemen-eleman komputasi untuk mengendalikan entitas fisik. Sangat mungkin menambahkan kemampuan kepada sistem fisik dengan menggabungkan teknik komputasi dan komunikasi.
Hal itu membuat Iriyanto Widisuseno dan Sri Sudarsih memberikan sebuah penguatan jati diri bagi pelajar di SMA 3 Salatiga untuk menghadapi industri 4.0 tersebut. Metode yang dipraktikkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu sosialisasi dan simulasi. Cara sosialisasi diselingi dengan pemutaran video yang memuat materi terkait dengan penguatan jati diri. Sepanjang proses sosialisasi dalam kegiatan pengabdian terlihat para siswa antusias dan terkesan sangat menghayati.
Metode yang dipraktikkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu sosialisasi dan simulasi. Cara sosialisasi diselingi dengan pemutaran video yang memuat materi terkait dengan penguatan jati diri. Sepanjang proses sosialisasi dalam kegiatan pengabdian terlihat para siswa antusias dan terkesan sangat menghayati. Para pelajar pada prinsipnya masih tetap memiliki pemahaman, dan kesadaran arti pentingnya jati diri. Penguatan jati diri perlu dimaknai sebagai upaya proses pendidikan stimulatif yang merangsang kesadaran para pelajar untuk ingin tahu, dan terus belajar sejalan dengan tuntutan perkembangan jaman. Serta beberapa perkembangan yang memberikan penguatan jati diri pada pelajar SMA 3 Salatiga.