Pembuatan Pupuk Kompos Padat Limbah Kotoran Sapi Dengan Metoda Fermentasi Menggunakan Bioaktivator Starbio Di Desa Ujung – Ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
SEMARANG- Desa Ujung-ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang merupakan desa yang sebagian besar penduduknya mengandalkan perekonomian dari sektor pertanian. Namun pada pelaksanaan pertaniannya, warga memanfaatkan hasil alam, dalam hal ini kotoran sapi, sebagai bahan dasar pupuk organik yang dipergunakan dalam pertaniannya sendiri maupun diperjualbelikan.
“Pupuk organik sangat murah dan lebih ramah lingkungan daripada pupuk kimia,” ungkap Endro Sutrisno, ketua tim pengabdian di Desa Ujung-ujung, Kabupaten Semarang, Sabtu 29 Juni 2019.
Tahap proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi, pertama dengan menjemur kotoran sapi untuk menurunkan kadar airnya. Setelah kadar air cukup, kotoran dicampurkan dengan sekam padi dan starbio. Penambahan sekam padi bertujuan untuk membantu menaikkan pH karena pH kotoran sapi yang sangat rendah (berkisar 4,0-4,5), dan starbio dipergunakan untuk fermentasi kotoran agar pembusukan cepat terjadi. “Setelah itu, kotoran diaduk agar tercampur rata, dan ditutup terpal dengan tujuan agar menjaga suhu yang naik tetap pada kondisi panas sekitar 70°C agar mikroorganisme yang merugikan serta gulma mati,” tambahnya.
Setelah 2 hari kemudian, kotoran diaduk guna menjaga kadar oksigen agar tetap tinggi. Pengadukan secara berkala dilakukan selama 2 minggu, atau sampai suhu turun ke suhu udara dan tidak berbau lagi, yang menandakan bahwa proses komposting telah selesai berlangsung. Setelah itu, kompos diayak untuk mendapat ukuran butiran yang diinginkan, kemudian dapat digunakan untuk lahan sendiri atau dikemas untuk dipasarkan.