Edukasi Obat Covid-19 (Favipiravir, hydroxychloroquine, dexamethasone) Sebagai Upaya Pengurangan Penyalahgunaan Obat di Masyarakat
Program “Edukasi Obat Covid-19 (Favipiravir, hydroxychloroquine, dexamethasone) Sebagai Upaya Pengurangan Penyalahgunaan Obat di Masyarakat” ini dimulai pada tanggal 6 Juli sampai 17 Juli 2020 dengan kegiatan awal mempersiapkan proposal dari program kemudian
dikomunikasikan kepada ketua RT setempat tentang program yang akan dilaksanakan apakah dapat dilakukan serta sesuai dengan kondisi saat ini atau tidak. Program ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga terdekat secara door to door untuk mengurangi
kerumunan warga di saat pandemi seperti ini serta melakukan protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah agar tidak berkerumun. Pelaksanaan program dilakukan di Desa Pulo Lor Jombang sebagai upaya untuk pengurangan penyalahgunaan obat di masyarakat akibat dari terlalu cemasnya masyarakat akan gejala dari virus Covid-19 seperti saat sedang flu masyarakat sangat khawatir dan mengira kalau dirinya terinfeksi sehingga ditakutkan obat dibeli dan dikonsumsi secara sembarangan tanpa resep dari dokter.
Obat ini sendiri seperti Dexamethason merupakan obat dari golongan kortikosteroid yang digunakan sebagai antiinflamasi karena pada pasien Covid-19 sistem imun mengalami overdrive sehingga untuk mengurangi hal tersebut obat dexamethasone dapat digunakan. Penggunaan obat
tersebut juga hanya diperuntukkan untuk pasien yang telah parah seperti telah menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernafasannya dan digunakan dalam dosis yang sangat kecil untuk mengurangi berbagai efek samping dari obat tersebut. Efek samping yang terjadi dapat berupa
retensi cairan, sulit tidur serta peningkatan berat badan.
Obat favipiravir merupakan obat antivirus yang digunakan untuk mengobati influenza, obat ini ditujukan saat ini untuk pasien dewasa Covid-19 yang ada di RS karena dapat menghentikan virus agar tidak menyebar ke tubuh. Efek samping yang terjadi dapat berupa gangguan saluran cerna seperti mual muntah, diare, tukak lambung serta gangguan fungsi hati . Obat ini sangat dikontraindikasikan kepada wanita hamil dan menyusui karena bersifat sebagai
teratogen sehingga sebelum menggunakan obat ini harus dipastikan terlebih dahulu test kehamilan.
Obat hydroxychloroquine merupakan obat derivate dari klorokuin, obat ini ditujukan saat ini untuk pasien dewasa maupun remaja Covid-19 yang memiliki BB lebih dari 50 kgyang ada di RS dalam keadaan darurat. Efek samping yang terjadi dapat berupa gangguan saluran cerna seperti mual muntah, diare, detak jantung tidak teratur, pingsan atau gula darah rendah, kejang, mata menguning, melihat kilatan cahaya, penglihatan kabur, sulit mendengar, telinga mendenging, kelemahan otot, pendarahan atau memar dari kulit, perubahan suasana hati atau mental, atau gatal-gatal
Program yang dirancang tentu diharapakan dapat bermanfaat bagi masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui serta paham akan bahaya penyalahgunaan obat yang sekarang digunakan untuk pasien Covid-19 terutama dexamethasone, favipiravir dan hydroxychloroquine serta masyarakat dapat mengetahui pengertian dan penggunaan obat examethasone, favipiravir dan hydroxychloroquine sesuai indikasi masing-masing obat. Padahal pada saat ini obat maupun vaksin yang digunakan untuk pasien Covid-19 belum ada dan masih pada uji klinis. Obat-obatan
tersebut hanya digunakan sebagai pengurangan gejala dari pasien kemudian untuk jamu-jamu tradisional hanya digunakan sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan imun di tubuh.
Sebelum melakukan kegiatan dilakukan tanya jawab terlebih dahulu ke masyarakat tentang apa saja yang mereka ketahui tentang Covid-19, obat-obatan yang digunakan, serta efek apa yang akan terjadi jika mengkonsumsinya secara sembarangan. Kemudian setelah itu dilakukan
penjelasan singkat dengan bantuan media berupa poster serta video. Reaksi masyarakat sangat antusias, serta kebanyakan dari mereka telah sadar akan bahaya virus ini sehingga dalam kehidupan sehari-hari telah mematuhi protokol kesehatan seperti ketika keluar memakai masker
dan sering mencuci tangan. Masyarakat juga sering menanyakan tentang progress dari pengobatan Covid-19 terutama vaksinnya dan bersama-sama berdiskusi tentang pencegahan dan pengobatan seperti apa yang dilakukan ketika mengalami flu atau penyakit lain yang memiliki ciri-ciri sama
seperti Covid-19. Setelah itu masyarakat diminta untuk menyimpulkan semua yang disampaikan menurut pemahaman dari mereka dan dapat mengajukan pertanyaan. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa masyarakat telah paham dan mengerti dari bahya penyalahgunaan obat terutama
Favipiravir, hydroxychloroquine, dexamethasone.
Berikut akan dilampirkan beberapa foto dari kegiatan program “Edukasi Obat Covid-19 (Favipiravir, hydroxychloroquine, dexamethasone) Sebagai Upaya Pengurangan Penyalahgunaan Obat di Masyarakat”
Dokumentasi Kegiatan
Poster yang dibuat
Foto Kegiatan
#kknjatimBAA, #KKNPulangKampung, #KKNtimIIperiode2020, #KKNTIMIIUNDIPJATIM, #LPPMUndip, #P2KKN, #undip