Intip Proses Seni Ukir Di Atas Kulit Hasilkan Produk Kreatif Nan Variatif

Batang (7/7), Tim 2 KKN Universitas Diponegoro mengunjungi tempat pembuatan kerajinan kulit ukir khas Desa Masin, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang dan berbincang dengan para pengrajin yang ditemui di lokasi. Desa masin merupakan desa yang terkenal dengan sentra kerajinan kulit. Bahkan menurut para pengrajin, produk kulit ukir ini juga pernah dipasarkan hingga menembus daerah Papua. Potensi kerajinan kulit khas desa Masin ini juga dilirik oleh pihak Pemda manakala pada tahun 2008 yang lalu Bappeda Kabuaten Batang memilih desa Masin sebagai program Kluster Kulit untuk melestarikan potensi bisnis daerah Batang.

sentra-kulit

Sebelum menjadi produk siap pasar, kulit sebagai bahan utama harus dioleh secara benar agar memiliki kualitas yang bagus. Di desa Masin ini terdapat pabrik pengolahan kulit agar menjadi kulit siap pakai untuk diukir dan menghasilkan produk yang bernilai di pasaran. Pabrik tersebut bernama CV Bahagia Kulit. Di sini, kulit melalui berbagai proses yaitu dicuci hingga bersih, direndam dengan air yang sudah dicampur gamping, hingga nantinya masuk ke proses penyamakan dimana kulit akan direndam dengan pewarna alami hingga nanti berubah warna menjadi merah muda dan bersih. Setelah proses penyamakan, kulit dijemur hingga kering dan dipotong menjadi lembaran-lembaran sesuai ukuran siap jual dan diedarkan ke para pengrajin kulit untuk diolah menjadi produk siap pakai.

kulit

Para pengrajin biasanya membeli bahan utama kulit secara kiloan dengan harga satu kilonya kurang lebih Rp 125.000,00. Dengan bahan kulit ini, nantinya akan diolah menjadi berbagai produk kreatif olahan tangan dari para pengrajin. Produk tersebut berupa ikat pinggang, dimpet, sandal, sepatu, dll yang bernilai seni. Para pengrajin juga menawarkan ukiran yang variatif sehingga konsumen dapat memilih ukiran sesuai keinginan Penghasilan dari para pengrajin ini bergantung pada jumlah pesanan yang datang. Para pengrajin mengeluhkan sistem pemasaran yang belum berkembang. Untuk itu, tim 2 KKN Universitas Diponegoro menawarkan sistem pemasaran melalui sosial media agar dapat menjangkau lingkup yang lebih luas sehingga dapat menambah pemasukan untuk para pengrajin kulit ukir. Selain itu, dengan adanya sosial media sebagai jasa pemasaran, diharapkan nanti kerajinan kulit ukir desa Masin ini dapat lebih dikenal oleh khalayak ramai dengan sistem pemesanan yang lebih simple.

bapak-ukir-2 ukiran-kulit

Oleh : Ardilla Dwi Budiarta (Fakultas Teknik)

Editor : Ragil Saputra., S.Si., M.Cs