Pelatihan Olahan Pangan Lokal Pisang dan Singkong: Wadah “Para Pejuang Produktif” di Masa Pandemi
Bagaimana cara bangkit dalam kebelengguan pandemi yang terus mengikuti? Bagaimana cara bisa berjalan tanpa adanya keinginan untuk melangkahkan kaki? Warga RT 09 Perumahan Kini Jaya membuktikan, kondisi pandemi ini bukan alasan untuk berhenti produktif atau berhenti meningkatkan keterampilan.
Semarang (18/7/20)– Kondisi pandemi yang sedang dihadapi di seluruh belahan dunia bukanlah ajang lomba siapa yang kuat, juga bukan ajang lomba untuk siapa yang mampu bertahan. Pandemi ini justru ditandai sebagai titik balik untuk menemukan keterampilan baru dan terus berkarya melampaui batas.
Upaya “merumahkan sementara” yang telah diberlakukan pemerintah menjadikan ruang gerak terbatas dan adanya adaptasi dengan kebiasaan baru. “Merumahkan Sementara” dimaknai banyak masyarakat sebagai hikmah pandemi yang sedang melanda di tahun 2020. Umumnya, masyarakat Indonesia menganggap berdiam diri dirumah saja bukan alasan untuk tidak melakukan kegiatan apapun.
Produktivitas bukan hanya dimaknai sebagai kegiatan ekonomis, namun di masa pandemi produktif dimaknai oleh ibu-ibu PKK RT 09 RW 04 Perumahan Kini Jaya Kecamatan Tembalang Kelurahan Kedungmundu lebih luas lagi.
Produktif yaitu melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan keterampilan yang harapannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya namun juga untuk orang sekitar. Produktif juga memberi ruang untuk melepas penat dan memberi wadah untuk berjuang melawan penyebaran covid-19 dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Mahasiswa Universitas Diponegoro yang mengikuti program kegiatan kuliah kerja nyata TIM II di wilayah masing-masing bertema “KKN Pulang Kampung” (5/7). Kuliah Kerja Nyata ini membuktikan untuk berproduktif di masa pandemi dapat dilakukan dengan memberikan kontribusi nyata melalui pengabdian pada warga secara daring dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah dihimbau pemerintah.
Para Mahasiswa membutkikan bahwa produktif di masa pandemi tidak hanya berfokus pada kegiatan mengerjakan tugas perkualiahan saja, namun ikut membantu warga dalam meningkatkan kualitas individu dan hidup di masa pandemi.
Safira Nurmalitasari (21) Mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang mengikuti kegiatan kuliah kerja nyata Tim II Universitas Diponegoro ikut menyalurkan kemampuan dalam rangka membangun produktivitas dengan meningkatkan keterampilan melalui kegiatan olahan pangan lokal pisang dan singkong.
Melalui pelatihan olahan pangan lokal pisang dan singkong yang diadakan pada Selasa (14/7) untuk olahan pangan dari pisang dan Rabu (15/7) untuk olahan pangan singkong secara daring. Media pelatihan daring ini tidak menyurutkan tujuan utama yaitu memberikan keterampilan ibu-ibu dalam mengkreasikan pangan lokal.
Pelatihan yang telah diadakan memberikan keterampilan ibu-ibu PKK RT 09 Perumahan Kini Jaya dalam mengolah pisang menjadi cake pisang coklat kukus dan olahan singkong menjadi nugget singkong. Melalui kegiatan inilah, ibu-ibu lebih mengetahui diversifikasi pangan yang ada di sekitar.
Kreasi pelatihan olahan pangan yang pertama yaitu cake pisang coklat kukus. Menu ini dipilih karena prosesnya yang mudah, bahan dasarnya yang mudah dicari serta dikreasikan, dan manfaat pisang yang memiliki antioksidan tinggi.
Pada kesempatan yang sama di hari berikutnya, Safira memberikan pelatihan olahan pangan yang kedua yaitu nugget singkong yang berasal dari olahan pangan lokal singkong. Olahan pangan lokal ini dipilih karena memberikan pilihan menu kreasi lain yang berbeda dari yang lainnya yaitu nugget sayur dan nugget daging. Singkong memiliki kandungan karbohidrat yang kompleks. Cocok menjadi cemilan yang sehat di kala masa pandemi.
Pelatihan olah pangan lokal ini, menjadi wadah ibu-ibu PKK RT 09 Perumahan Kini Jaya untuk menjadi “Pejuang Produktif”. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya pencegahan covid-19 dengan membantu program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dari pemerintah dengan tetap melakukan kegiatan yang bermanfaat dan positif walaupun dirumah saja serta selalu mematuhi protokol kesehatan.
Kreasi pelatihan olahan pangan secara daring tak menyurutkan antusias Ibu-Ibu PKK RT 09. “Terimakasih Mbak Safira, atas pengetahuan yang telah diberikan. Saya jadi semangat untuk mencobanya” Kata Yuliana, salah satu anggota PKK RT 09.
Antusias dari warga juga diisi dengan tanya jawab seputar pelatihan yang diberikan. “Mbak Safira resepnya kalau tidak pakai coklat bisa diganti dengan apa ya?apakah takarannya tetap sama?” Kata Estri Sajekti. Proses tanya jawab berlangsung cukup lama diselingi dengan saran dan masukan yang diberikan ibu-ibu PKK RT 09 untuk kegiatan kedepannya.
Dukungan juga didapatkan dari ketua RT, “Saya harap kegiatan olahan pangan ini membantu ibu-ibu, khususnya yang sudah mengalami purna tugas. Supaya tetap sehat dan rileks.” Kata Hari Pawarto saat kunjungan hari pertama kuliah kerja nyata
Hasil dari kegiatan olahan pangan lokal diharapkan tidak hanya bermanfaat untuk ibu-ibu PKK RT 09 khususnya keluarga terdekat, namun juga dapat dijadikan sebagai salah satu usaha kegiatan kecil yang dapat meningkatkan pendapatan di masa pandemi.
Oleh : (Safira Nurmalitasari)