KEUANGAN UKM MEMBAWA BENCANA
Pisangan Timur, Pulogadung (18/07/2020)–. Saat Pandemi Covid-19, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sulit mempertahankan usahanya karena tidak ada pemasukan, namun harus tetap mengeluarkan biaya produksi. Melihat hal ini pemerintah Republik Indonesia pun tidak tinggal diam. Injeksi fiskal yang diberikan oleh pemerintah untuk membantu UMKM tak main-main. Namun, tidak semua UMKM dapat menikmati stimulus ekonomi tersebut, karena terdapat syarat penting untuk mendapatkannya yaitu, UMKM tersebut harus memiliki laporan keuangan yang baik. Syarat inilah yang membuat para pemilik usaha mundur dalam pengajuan tambahan modal.
Hasil survey lapangan di Kecamatan Pulogadung mengenai pembukuan keuangan UMKM pun mengejutkan, alasan dibalik sistem keuangan yang buruk ialah ‘malas’ untuk mencatat dan membedakan mana keuangan pribadi dan mana keuangan usaha. Hal ini pun mengakibatkan laba rugi tidak dapat terlihat dan Bank belum bisa meminjamkan modal kepada para pemilik usaha. Tidak adanya modal tambahan untuk UMKM membuat para pemilik memutuskan untuk memberhentian para pegawainya. Jumlah pengangguran pun meningkat dan menimbulkan bencana bagi perekonomian negara.
Pada 5 Juli 2020, Universitas Diponegoro menurunkan Mahasiswanya untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’S)”. Melalui kegiatan tersebut sosialiasasi pencatatan laporan keuangan sederhana untuk UMKM pun digalakan. Namun, pemberian materi pencatatan keuangan di DKI Jakarta tidak dapat dilakukan dengan pengumpulan para pemilik usaha, karena pemerintah setempat melarang adanya pengumpulan massa. Kegiatan pun dilakukan melalui door to door sesuai dengan protocol kesehatan.
Penggunaan aplikasi android dalam pencatatan keuangan diharapkan mempermudah para pemilik UMKM melakukan pencatatan. Aplikasi yang dipilih dalam sosialisasi ini ialah LAMIKRO yaitu, aplikasi pencatatan keuangan yang diluncurkan oleh Kementrian Koperasi dan UMKM. Alasan utama nya ialah standar akuntansi yang digunakan oleh LAMIKRO telah sesuai dengan PSAK EMKM. Didalamnya pun tidak banyak tools yang akan membingungkan para pemilik UMKM. Seringnya menggunakan gadget untuk kehidupan sehari-hari juga menjadi salah satu faktor pemilihan pencatatan keuangan menggunakan aplikasi.
Penulis : Silvia Dwi Aryanti ( FEB, Universitas Diponegoro).
Editor: Ir. Sutrisno, MP