Indonesia Peringkat 3 Stunting di Asia, Mahasiswa Undip Berikan Edukasi

TANGERANG (18/7) – Menurut data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO), Indonesia merupakan negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita pendek di Indonesia pada tahun 2005-2017 mencapai 36,4%. Tepat berada di bawah India (38,4%) dan Timor Leste (50,2%).

            Berdasarkan data yang dimiliki, Razaani Mienfaalihah Ramadhanta, seorang mahasiswi kedokteran Universitas Diponegoro sekaligus peserta KKN Tim II Undip periode 2020 memutuskan untuk melakukan sesuatu. Sesuai dengan tema yang diusung untuk KKN periode ini, “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” kegiatan disusun berlandaskan kepada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 3, yaitu “Kehidupan Sehat dan Sejahtera.” Untuk program keilmuan, “gizi” diambil sebagai tema utama. Sesuai dengan data yang diperoleh dari WHO, diputuskan bahwa edukasi gizi untuk keluarga dengan balita (awalnya) merupakan program yang tepat.

            Selama proses survei dan penyusunan program, ditemukan pula bahwa jumlah warga lansia di sekitar lokasi KKN cukup banyak. Lansia, orang yang berusia lebih dari 60 tahun, merupakan kelompok yang rentan terkena penyakit, terutama penyakit degeneratif yang mungkin dapat mempengaruhi aktivitas dan kualitas hidup mereka. Selain itu dengan adanya pandemi, pemberian gizi yang optimal dapat menjadi salah satu pilihan untuk menjaga diri. Berdasarkan hal tersebut, Razaani memutuskan untuk menerapkan efisiensi dan optimalisasi program edukasi gizi dengan mengajak keluarga dengan balita dan lansia untuk turut berpartisipasi menjadi target program dengan harapan dapat memperbaiki dan mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan yang belum atau telah dimiliki.

            Program yang disusun dilaksanakan mulai minggu kedua hingga minggu ketiga KKN di RT. 02/RW. 012 Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19, program yang berupa edukasi kesehatan dan konseling dua arah dilaksanakan dengan kunjungan dari rumah ke rumah.

Leaflet Stunting
Leaflet Malnutrisi Lansia

            Hingga reportase ini ditulis, Razaani telah melakukan beberapa kunjungan ke rumah-rumah yang dihuni oleh balita dan lansia. Seluruh peserta merasa antusias untuk berbicara dan memperoleh pengetahuan baru. Bahkan, para lansia mengaku bahwa kunjungan yang diberikan layaknya angin segar di masa pandemi dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat kegiatan yang bisa dilakukan menjadi terbatas. Hari-hari yang biasanya terasa sepi dan membosankan menjadi lebih menyenangkan karena adanya seseorang untuk diajak bicara di masa pandemi.

Kunjungan ke rumah dengan lansia dan balita.
Kunjungan ke rumah dengan lansia.

Terkadang, kita berpikir tentang apa yang bisa kita lakukan untuk Indonesia. Tanpa perlu waktu lama, hal-hal besar mulai terbayang dalam pikiran. Namun, Anda mungkin pernah mendengar tentang bagaimana suatu gerakan kecil mampu menggerakkan sesuatu yang jauh lebih besar. Berangkat dari keluarga-keluarga kecil di lingkungan sekitar, terdapat suatu harapan yang jauh lebih hebat. Untuk para balita dan lansia, untuk generasi selanjutnya, untuk Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.