SANDWICH MEMANG ENAK, TAPI TIDAK UNTUK GENERASI SANDWICH BEGITU TUTUR SALAH SATU MAHASISWA UNDIP
Orangtua memiliki berbagai pola asuh yang diterapkan pada anak-anaknya. Banyak yang beranggapan hal terebutlah yang terbaik untuk anaknya namun hal tersebut menjadi suatu hal yang tidak benar manakala menganggap bahwa anak mereka adalah jaminan mereka pula di hari tua dan beberapa menganggap semua yang mereka berikan saat merawat anak-anaknya wajib untuk dikembalikan saat mereka beranjak dewasa. Banyak masyarakat terutama yang masih terkurung pada budaya konservatif dan menerapkan ke anak-anak mereka terutama anak perempuan mereka. Seperti salah satu kesaksian warga RT 004 RW 001 Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang bru-baru ini pada awal Juli Tahun 2020 yang tidak ingin disebutkan namanya merasa bahwa terkadang orangtua mereka sedikit tidak memahami kondisi hidup anaknya dan mengganggu keluarganya baik secara mental maupun secara finansial. Belum lagi dalam kesaksiannya dia tidak sendiri dan terdapat orang-orang terdekatnya juga yang diperlakukan dengan serupa. Hal tersebut merupakan salah satu dari fenomena adanya Generasi Sandwich tersebut.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, pada 1981. Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tidak hanya orang tua dan juga anak-anak mereka. Generasi sandwich ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka. Tekanan psikologis yang dialami oleh generasi ini bisa terjadi karena orang tua atau generasi tua tidak menyiapkan masa tuanya dengan baik. Banyak dari generasi sandwich tersebut pada akhirnya mengorbankan hidupnya untuk mengalah kepada orangtua mereka dan meninggalkan apa yang telah menjadi kesempatan untuk mereka menjadi lebih maju.
Tidak seperti sandwich pada umumnya merupakan makanan yang enak orang-orang yang menjadi generasi sandwich ini berada dalam posisi yang mengkhawatirkan, sehingga dalam rangka Kuliah Kerja Nyata seorang Mahasiswi bernama Dety dari Universitas Diponegoro berinisiatif memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu usia produktif di Posyandu Puji Lestari RW 001 Kelurahan Ngijo terkait dengan generasi sandwich. Adapun dalam penyosalisasian tersebut sudah dalam tahap perizinan kepada ketua Posyandu Puji Lestari dan ibu-ibu yang berada dalam grup Whatsapp. Penggunaan sosialisasi melalui media massa ini dilakukan karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Persiapan yang dilakukan adalah dengan meresearch materi terkait dengan generasi sandwich dan regulasi terkait yang relevan sebagai pendukung pentingnya teori ini diberikan kepada masyarakat secara luas. Selain itu juga pesiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan poster yang digunakan dalam penyampaian materi. Nantinya pembagian pengetahuan ini disampaikan pada materi pengenalan generasi sandwich, dan manfaat dari memutus rantai generasi sandwich tersebut. Program ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 Juli sampai dengan 3 Agustus 2020.

Program ini disambut baik oleh ketua Posyandu Puji Lestari karena merasa bahwa pengetahuan seperti ini perlu diberikan agar merubah mindset ibu-ibu posyandu terkait dengan pola asuh anak mengingat lingkungan rumah masih banyak yang menerapkan pola asuh tersebut dan menjadikannya hal yang lumrah. Selain itu program ini juga disambut baik oleh ibu-ibu Posyandu Puji Lestari yang menantikan adanya sosialisasi ini berharap ilmunya dapat bermanfaat. Selain itu dari diri pribadi Dety mengharapkan dengan diadakannya sosialisasi tentang generasi sandwich ini dapat mengubah mindset ibu-ibu Posyandu Puji Lestari dan lebih mempersiapkan hari tua lebih baik sehingga peristiwa yang saat ini atau pada generasi sebelumnya terjadi tidak terulang kembali sehingga terwujud kesejahteraan lanjut usia sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.