Masa Depan Anak Dapat Terancam, Skrining pada Balita Harus Digalakkan

Purwodadi (Selasa,14 Juli 2020) Banyak di gembor-gemborkan, bahwa generasi selanjutnya harus lebih baik dari generasi yang sebelumnya, sehingga mereka dapat membangun negeri ke arah yang lebih baik. Namun, dengan adanya fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah balita stunting terbanyak kelima didunia, menjadikan Indonesia sulit untuk melangkah maju.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis. WHO menyatakan, 30-39% balita di Indonesia dinyatakan stunting, menjadikan Indonesia negara kelima didunia dengan jumlah stunting. Stunting penting untuk dittindaklanjuti sebab stunting bukan hanya menyebabkan gagal tumbuh secara fisik (tinggi badan) namun juga mempengaruhi perkembangan otak. Dua tahun pertama kehidupan merupakan fase yang sangat penting untuk perkembangan otak, jika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, maka perkembangan otak tidak dapat terjadi secara optimal. Pemerintah telah menyadari akan pentingnya stunting menjadi salah satu fokus maslaah kesehatan yang perlu untuk dieliminasi, yaitu dengan cara skrining rutin meliputi tinggi badan dan berat badan balita.

Menindaklanjuti program pemerintah dalam eliminasi stunting di Indonesia, mahasiswa KKN Tim II periode 2020 berpartisipasi dalam kegiatan posyandu RT 003/RW 009 kelurahan Purwodadi dalam kegiatan skrining stunting pada balita. Skrining meliputi tinggi badan dan berat badan pada balita. Tinggi badan dan berat badan balita kemudian di plot pada kurva standar WHO guna mengetahui status gizi serta pertumbuhan anak tersebut, kemudian dilihat apakah ada balita yang beresiko stunting berdasarkan kurva tersebut.

Sebagian besar warga yang memilki balita, ikut dalam kegiatan posyandu ini. Namun, pihak posyandu mengatakan, bahwa belum ada sosialisasi mengenai stunting di RT 003/RW 009 kelurahan Purwodadi. Sehingga, tidak banyak dari warga yang tau mengenai stunting dan pentingnya pencegahan stunting, akibatnya, meskipun orang tua balita melihat pada kurva bahwa berat badan dan tinggi badan anak mengalami penurunan, tidak merasa bahwa hal tersebut perlu dikhawatirkan. Dengan demikian, program ini akan ditindaklanjuti dengan pemberian edukasi kepada warga mengenai stunting disertai dengan konseling gizi berupa rekomendasi menu pada anak.