Fakta Menarik AHWM: Alat Cuci Tangan Otomatis yang Dikembangkan Mahasiswa KKN UNDIP
Pati, Bakaran Kulon(16/7/2020) – Supriyo, Mahasiswa KKN Periode II Universitas Diponegoro dengan bimbingan dr. Rani Tiyas Budiyanti, M.H mengembangkan alat cuci tangan otomatis atau AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) pada masa pandemi Covid-19dDi Desa Bakaran Kulon Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”.
Mencuci tangan merupakan suatu kegiatan yang terdengar sepele. Namun, hal ini cukup ampuh untuk memutus rantai penularan penyakit Coronavirus Disease-19 (Covid-19). Tetapi kenyataannya, tidak semua masyarakat melakukan cuci tangan. Berbagai alasan dikemukakan, salah satunya masyarakat takut akan tertular Virus Corona dengan melakukan cuci tangan di tempat umum. Hal ini dikarenakan ketika melakukan cuci tangan secara langsung akan bersentuhan dengan keran air tempat cuci tangan di tempat umum. Oleh karena itu, Supriyo kemudian memiliki ide untuk mengembangkan alat cuci tangan otomatis AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor).
AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) merupakan sebuah alat cuci tangan otomatis dengan obstacle sensor sebagai pendeteksi gerakan. Alat ini dapat bekerja hanya dengan memberikan gerakan atau halangan di depan sensor. Setelah sensor mendeteksi adanya gerakan selanjutnya sensor akan meneruskannya ke mini water pump atau mesin pompa air kecil. Kemudian setelah pompa menerima sinyal dari sensor, pompa akan memompa air keluar dari alat cuci tangan. Disini saya tidak menggunakan energi listrik sebagai daya untuk membuat alat cuci tangan otomatis ini bekerja melainkan menggunakan batu baterai
Untuk dapat bekerja menjadi satu kesatuan alat cuci tangan otomatis dibutuhkan beberapa komponen antara lain obstacle sensor, mini water pump, batu batteray, transistor TIP 42 C, resistor 1 K ohm, kabel kawat tembaga, dan wire tenol. Untuk bahan pendukungnya seperti toples, botol air mineral, kardus, selang dan lem G. Sedangkan untuk alat yang digunakan antara lain solder, lem tembak, gunting, cutter, dan spidol.
Dalam proses pembuatannya ,alat cuci tangan otomatis ini tidak semudah cara pemakaiannya yang hanya dengan menggerakkan tangan ke depan sensor maka air akan langsung keluar dan bisa digunakan untuk mencuci tangan. Dalam proses pembuatan, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran untuk dapat merangkai beberapa komponen menjadi satu kesatuan.
Pertama siapkan toples dan botol air mineral, kemudian lubangi tutup toples sebesar tutup botol. Potong bagian leher dari tutup botol air mineral kemudian masukkan ke lubang yang telah dibuat pada tutup toples dan rekatkan dengan lem tembak. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengisian ulang ketika sabun dalam toples nantinya habis. Setelah itu lubangi kembali tutup toples sesuai dengan ukuran selang dan kabel dari pompa.
Selang tersebut dihubungkan ke bagian output dari pompa yang akan meneruskan sabun untuk keluar. Kemudian masukkan pompa ke dalam toples dan atur posisi kabel dan selang sesuai ukuran lubang yang telah dibuat. Setelah itu siapkan kardus dan potong dengan ukuran 25 cm x 12,5 cm sebanyak 5 potong, ukuran 25 cm x 6,25 cm sebanyak 2 potong, ukuran 12,5 cm x 6,25 cm sebanyak 1 potong, ukuran 12,5 cm x 12,5 cm sebanyak 1 potong.
Kemudian semua potongan kardus direkatkan dengan lem G sehingga membentuk seperti mesin permen yang berbentuk balok. Tidak lupa dibagian belakang terdapat pintu untuk melakukan pengisian ulang sabun. Kemudian toples tersebut dimasukkan ke dalam kardus lalu direkatkan dengan lem G.
Berikutnya siapkan Transistor TIP 42 C, Resistor 1 K ohm dan obstacle sensor kemudian hubungkan dengan menggunakan solder dan flux wire tenol. Hubungkan resistor ke kaki transistor bagian kanan, setelah itu hubungkan sisi lain resistor ke kaki out dari obstacle sensor.
Setelah itu hubungkan kabel kawat tembaga ke kaki sebelah kiri transistor dan ke bagian VCC obstacle sensor. Kemudian kutub negatif dari batterai dihubungkan ke kaki bagian tengan obstacle sensor atau GND dan kutub positifnya dihubungkan ke kaki bagian tengan dari transistor. Sedangkan untuk kutub negatif pompa dihubungkan ke kaki bagian tengah obstacle sensor atau GND dan kutub positifnya dihubungkan ke kaki bagian kiri dari transistor. Sistem rangkaiannya pun sudah jadi. Kemudian rangkaian sistem tersebut diletakkan diatas tutup toples.
Pada tahap pengujian, batu baterai diletakkan pada wadah sesuai kutupnya kemudian amati obstacle sensor. Bila lampu pada obstacle sensor menyala, hal ini menunjukkan rangkaian sistem sudah tersusun dengan benar. Isilah toples dengan sabun cair, kemudian lakukan gerakan tangan di depan obstacle sensor. Bila sabun cair dapat keluar maka rangkaian system tersusun dengan benar dan komponen yang digunakan sesuai spesifikasi.
Sebaliknya bila sabun cair tidak dapat keluar meskipun lampu dari obstacle sensor menyala, hal ini disebabkan adanya komponen yang tidak sesuai spesifikasi. Kesalahan spesifikasi komponen dapat terjadi ketika membeli komponen di toko elektronik. Misalnya yang dibutuhkan spesifikasi 1 K ohm resistor ternyata yang dibeli malahan 1 ohm resistor. Meskipun kelihatannya sepele, akan tetapi sangat berpengaruh terhadap hasil akhir yang didapatkan.
Kelebihan dari AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) ini adalah bisa dibawa kemana saja atau portable. Hal ini dikarenakan AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) menggunakan batu baterai sebagai sumber energi listrik. Selain itu cukup mudah untuk mendapatkan bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya, karena sebagian besar berasal dari barang yang sudah tidak terpakai. Keistimewaan dari AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) adalah otomatis.
Alat ini dapat bekerja tanpa adanya sentuhan secara langsung, yaitu cukup dengan menggerakkan tangan didepan sensor, maka sensor akan merespon dan meneruskan sinyal ke pompa yang akan memompa air sabun keluar dan bisa langsung digunakan untuk mencuci tangan.
Apapun itu jika memiliki kelebihan pasti juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) adalah boros daya. Karena ditenagai batu baterai, maka alat tersebut akan sering mengganti batu baterai seiring penggunaan yang terus menerus. Sensor dari AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) ini sangat sensitif. Hal ini sebenarnya berakibat blunder karena bila alat ini diletakkan dibawah sinar matahari secara langsung maka Obstacle Sensor akan mendeteksi panas dari sinar matahari. Sehingga air akan keluar dengan sendirinya secara terus menerus tanpa adanya gerakan tangan di depan sensor. Selain itu jika kurang dalam merawat alat ini maka akan lebih mudah rusak.
Dengan adanya alat cuci tangan otomatis ini diharapkan masyarakat lebih rajin dan sering melakukan cuci tangan terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Beberapa masyarakat masih enggan melakukan cuci tangan dikarenakan ketika melakukan cuci tangan secara langsung akan terjadi kontak dengan alat cuci tangan tersebut. Dari sinilah masyarakat mulai berpikir ulang untuk melakukan cuci tangan, bukannya terhindar dari virus malahan bisa mengundang virus. Semoga dengan adanya AHWM (Automatic Hand Washing Machine with Obstacle Sensor) ini masyarakat lebih aware dan tidak menganggap sepele untuk melakukan cuci tangan.
Penulis : Supriyo/ Fakultas Teknik Mesin
Editor : Rani Tiyas