Mahasiswa KKN UNDIP Kembangkan MADARUK: Handsanitizer Alami Penangkal Virus Corona
Pati (18/7/2020). Sesuai dengan anjuran pemerintah, untuk mencegah dan membunuh virus Corona maka masyarakat harus sering mencuci tangan, baik itu memakai sabun antiseptik ataupun menggunakan handsanitizer.
Meskipun penggunaan sabun lebih disarankan, tetapi penggunaannya seringkali tidak praktis ketika berpergian sehingga masyarakat perlu menyiapkan handsanitizer terutama ketika berpergian. Cukup mahalnya handsanitizer dan tidak semua toko menjual produk tersebut Emi Cahyaningrum, mahasiswa Tim II KKN UNDIP berinisiatif membuat handsanitizer menggunakan bahan alami yang tidak sulit didapatkan yang dikenal dengan handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah Buaya, Daun Jeruk)
Emi juga melakukan pendampingan kepada masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dalam membuat handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah Buaya, Daun Jeruk). Bahan yang digunakan untuk pembuatan handsanitizer ini melimpah dan ditanam di pekarangan sebagian besar warga Desa Tamansari.
Bahan untuk handsanitizer MADARUK sengaja dipilih daun kemangi karena daun kemangi terbukti mempunyai aktivitas sebagai antiseptik antibakteri (Maryati dkk., 2007). Daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memiliki kandungan kimia aktif di dalamnya, antara lain minyak atsiri, karbohidrat, fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik, tanin, lignin, pati, saponin, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon. Minyak atsiri dalam daun kemangi memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dan virus di tangan (Larasati dan Apriliana, 2016). Kandungan itu sebagai antiseptik melawan kuman. Selain itu, bahan tersebut bisa menjawab kesulitan masyarakat mendapatkan alkohol di pasaran. Alkohol sendiri dapat membuat tangan menjadi kering, sehingga handsanitizer harus ditambah dengan moisturizer dan emolient agar menjaga tangan tetap lembut, tidak kering dan tidak seperti larutan alkohol murni yang dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit.
Bahan moisturizer yang dipilih untuk inovasi handsanitizer MADARUK yaitu lidah buaya. Lidah buaya berfungsi melembutkan kulit sehingga dapat mencegah iritasi kulit. Selain itu, lidah buaya berfungsi sebagai antioksidan. Alkohol umumnya akan menguap sehingga dengan adanya lidah buaya maka handsanitizer MADARUK tidak meninggalkan residu atau membuat tangan menjadi lengket (Maylia, 2014). Untuk menambah ketertarikan masyarakat terhadap handsanitizer MADARUK maka ditambah inovasi aroma daun jeruk yang mana aroma ini diminati banyak orang karena mampu meningkatkan mood seseorang menjadi lebih baik.

Pembuatan handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah buaya, Daun jeruk) cukup mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Langkah pertama pembuatan handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah buaya, Daun jeruk) yaitu semua bahan dicuci dengan air mengalir. Setelah itu, daun jeruk dan daun kemangi direbus selama 15 menit pada panci yang berbeda untuk mendapatkan ekstraknya. Kemudian lidah buaya diambil gelnya lalu diblender dengan rebusan daun kemangi dan daun jeruk. Setelah itu, cairan antiseptik tersebut dimasukkan ke dalam botol spray yang volumenya 55 ml. Untuk mengenalkan produk handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah buaya, Daun jeruk) kepada masyarakat maka botol spray tersebut ditempel stiker untuk identitas produk tersebut.

Pendampingan cara pembuatan handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah buaya, Daun jeruk) kepada masyarakat Desa Tamansari dilakukan door to door untuk menghindari kerumunan warga selama pandemi COVID-19. Di akhir sosialisasi dibagikan handsanitizer MADARUK (Kemangi, Lidah buaya, Daun jeruk) kepada masyarakat supaya bisa mencegah penyebaran virus Corona melalui tangan.

DAFTAR PUSTAKA
Larasati, Diah Ayu dan Ety, Apriliana. 2016. Efek Potensial Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai Pemanfaatan Handsanitizer. MAJORITY. 5(5): 124-129
Maryati. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherechia coli. 2007; 8(1): 30-38.
Maylia, Novita. Daun Kemangi (Ocinum annum) sebagai Alternatif Pembuatan Handsanitizer. 2014; 9(2):136-142.
Penulis : Emi Cahyaningrum
Editor: Rani Tiyas