Pendampingan UMKM Kerupuk Pasir Desa Karangmulyo

Senyum RisaDengan belajar dari pengalaman pada beberapa dasawarsa terakhir yang telah melahirkan perekonomian yang kurang sehat, maka kebijakan pembangunan di era reformasi ini dilakukan dengan keberpihakan  pada ekonomi rakyat (sistem ekonomi kerakyatan) melalui salah satu programnya  pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah. Keberadaan  usaha kecil menengah merupakan wujud nyatra kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.

Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dalam dimensi pembangunan nasional yang berlandaskan system ekonomi kerakyatan, tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antargolongan pendapatan dan antar pelaku ataupun penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu pengembangan UMKM yang mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan structural, yaitu dengan meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Pengembangan UMKM merupakan  prioritas dan menjadi sangat vital.

Hasil penelitian Pusat Data dan Informasi Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (tahun 1998) terhadap 69.609 perusahaan industri menunjukkan bahwa sebanyak 19.268 perusahaan mengurangi kegiatan usahanya dan sisanya menghentikan kegiatan usahanya. Akan tetapi tidak semua lini usaha mengalami kebangkrutan  di masa krisis . Berbagai penelitian menunjukkan bahwa usaha kecil dan menengah relatif memiliki kekuatan untuk bertahan hidup dibandingkan usaha besar dalam menghadapi goncangan. Dalam hal ini usaha kecil dan menengah memberikan optimisme untuk bertahan dan berkembang.

Ada beberapa UMKM yang ada di Desa Karangmulyo, seperti Tahu Bakso dan Kerupuk Pasir. Untuk UMKM tahu bakso telah beroperasi sekitar 2 tahun yang lalu tepatnya 2015, membutuhkan modal sekitar 1 juta rupiah untuk mendirikannya yang mana sekarang penjualannya merambah ke sekitar desa, sekolahan serta pasar. Untuk harga, Bapak Bambang selaku pemilik menentukan harga Rp.800,- dan kepada pembeli pada umumnya Rp.900,- untuk tahu bakso yang belum digoreng. Sedangkan untuk pemasaran di ruang lingkup sekolah harga yang dipatok sekitar Rp. 1500,-. Penjualan cukup menjanjikan, tetapi ada beberapa kendala yang tidak bisa dielakkan seperti cuaca yang tidak mendukung dan minimnya tenaga kerja pada UMKM tahu bakso.

UMKM selanjutnya adalah Kerupuk Pasir khas Desa Karangmulyo yang mana didirikan oleh Bu Suryati sekitar 5 tahun yang lalu. Pada tahun yang ingin menginjakkan ke usia 6 tahun ini Ibu Suryati mempunyai 2 varian yaitu berwarna dan tidak berwarna, yang mana varian ini merupakan favorit bila dilihat dari angka penjualannya. Proses produksi dilakukan penuh oleh Ibu Suryati dan suaminya sendiri, begitu juga dengan pemasarannya yang mana disebarkan di pasar, warung, serta pengunjung langsung yang berniat untuk membeli di rumahnya. Untuk kendala selama ini yang dialami Ibu Suryati serta suaminya adalah tentang pembukuan yang tak kunjung dibuat karena tidak mengerti, padahal di satu sisi pembukuan sederhana ini dapat dijadikan tolak ukur monitor keuntungan serta kerugian.