Angka Pasien Terkonfirmasi Positif Semakin Melonjak, Intip Bentuk Kepedulian Mahasiswi Undip untuk Putus Rantai Covid-19
Ponorogo (16/07/2020) – Dewasa ini, pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan sosial maupun ekonomi berbagai lapisan masyarakat. Virus yang berkembang begitu cepat ini telah menelan banyak sekali korban jiwa. Setidaknya hingga Juli 2020, terdapat lebih dari 14,1 juta kasus positif COVID-19 diseluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien yang terkonfirmasi positif, masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain bekerja dari rumah, kegiatan belajar mengajar yang terhambat hingga orientasi pola hidup yang lebih memprioritaskan kesehatan tubuh karena imunitas yang baik menjadi faktor pertimbangan utama.
Terkait dengan hal tersebut, mayoritas masyarakat berlomba-lomba untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh mereka dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan vitamin. Namun, karena peningkatan permintaan vitamin yang melonjak dan harga yang melambung naik, banyak yang tidak mendapat asupan vitamin yang cukup. Karena latarbelakang inilah, mahasiswi dari Tim II KKN Universitas Diponegoro yaitu Aghnia Widyatama mengajak ibu-ibu kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan untuk membuat imun-booster alami dari rempah-rempah yang mudah ditemukan dan kaya akan manfaat. Tidak banyak yang tahu bahwa percampuran rempah-rempah alami seperti jahe, kunyit, tepung beras, susu murni dan gula merah ini memiliki segudang manfaat yang baik untuk tubuh seperti meningkatkan imunitas dan menjadi sumber antioksidan. Selain untuk memberikan asupan vitamin alami kepada warga setempat, kegiatan ini juga bermaksud untuk memberdayakan ibu rumah tangga dengan membuat jamu yang telah diinovasi dengan penambahan susu agar nantinya juga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk berwirausaha atau membentuk sebuah UMKM. Selanjutnya, olahan berbahan dasar kunyit dan jahe ini dibagikan kepada warga dan kelompok pelaku usaha tani setempat yang tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Disamping itu, pandemi yang muncul pada awal Januari ini secara tidak langsung meningkatkan kebiasaan masyarakat dalam penerapan gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS merupakan suatu program yang telah dibuat oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap pentingnya menerapkan perilaku sehat dan bersih di kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari situs resmi kementrian kesehatan, pemerintah telah menegaskan bahwa yang menjadi lima tatanan penerapan PHBS yaitu rumah tangga, tempat kerja, sekolah, sarana kesehatan dan tempat umum. Terutama pada lingkungan rumah tangga karena menjadi tempat yang diindikasi lokasi virus cepat menyebar mengingat intensitas kegiatan dan kontak fisik dirumah yang cukup tinggi. Saat ini, masyarakat tidak hanya gencar melakukan pola hidup sehat, tetapi juga diimbangi dengan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan sebisa mungkin memaksimalkan agar terhindar dari paparan virus. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Aghnia untuk mendukung gerakan PHBS ini adalah dengan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh dirumah-rumah warga dan tempat umum seperti masjid kemudian memberantas sarang nyamuk di lingkungan sekitar, melakukan kerja bakti bersama warga setempat serta edukasi mengenai etika batuk yang baik dan benar.
Tidak ketinggalan pula, kontribusi lain yang yang dilakukan oleh Aghnia untuk mengoptimalkan waktu anak disela – sela pembelajaran jarak jauh ini yaitu mengedukasi anak-anak sekitar mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Kegiatan ini dimulai dengan menjelaskan cara menyikat gigi yang baik dan benar menggunakan alat peraga agar anak lebih mudah untuk memahami pengaplikasiannya, kemudian diberi pemahaman mengenai waktu yang tepat untuk menyikat gigi serta makanan yang harus diminimalisir untuk menekan angka kerusakan gigi.
Kegiatan ini ditutup dengan pendistribusian sikat gigi kepada anak-anak agar lebih memotivasi dalam penerapannya dikemudian hari dan memperagakan bersama cara mencuci tangan yang baik dan benar. Selanjutnya untuk memaksimalkan program ini, orang tua dari masing-masing anak akan diberi edukasi lebih lanjut dan terperenci melalui pembagian leaflet mengenai tumbuh kembang gigi anak dan cara merawatnya agar tidak terjadi kerusakan gigi sejak dini.
Penulis : Aghnia Widyatama Putri/Fakultas Kedokteran