“BUDIDAYA IKAN NILA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AKUAPONIK SEBAGAI LUMBUNG PANGAN DITENGAH PANDEMI COVID-19”

TIM II KKN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020

KELURAHAN PUDAK PAYUNG, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

Semarang (5/6) Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro diterjunkan dalam pelaksanaan KKN secara mandiri sesuai dengan domisili mahasiswa dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Tema yang diusung pada KKN yaitu “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)”. Mahasiswa KKN melaksanakan kegiatan KKN selama 42 hari dihitung dari awal pemberangkatan hingga penutupan. Pelaksanaan KKN dilaksanakan sesuai dengan bidang disiplin ilmu mahasiswa pada tanggal 5 Juli-15 Agustus 2020.

Pelaksanaan KKN minggu pertama melaksanakan survei lokasi untuk mengetahui permasalahan wilayah sekitar. Permasalahan di wilayah yaitu melihat kondisi halaman rumah warga yang sempit dan tidak banyak yang memanfaatkan halaman pekarangan rumah dengan baik. Padahal lokasi tersebut dapat menjadi peluang untuk dijadikan sebagai lumbung pangan keluarga. Budidaya akuaponik merupakan salah satu inovasi dalam penyediaan lumbung pangan keluarga. Budidaya akuaponik memiliki kelebihan diantaranya pemanfaatan lahan sempit untuk dijadikan dua budidaya sekaligus yaitu aquaculture dan hidroponik. Budidaya akuaponik dapat menghasilkan dua produk sekaligus yaitu sayuran dan ikan.

Budidaya Akuaponik

Budidaya akuaponik memiliki beberapa tahapan diantaranya persiapan kolam, persiapan instalasi listrik dan hidroponik, treatment air, semai benih tanaman, pembuatan filter dan penebaran ikan. Tahap persiapan kolam mulai dari penentuan lokasi, pembuatan rangka kolam dan pemasangan kolam yang perlu diperhatikan adalah melakukan proses sanitasi kolam dan pengecekan kebocoran pada kolam. Sanitasi kolam yaitu proses membersihkan kolam dengan menggunakan sabun dan selanjutnya melakukan pengeringan. Sedangkan pada tahap semai benih tanaman yang perlu diperhatikan yaitu setelah benih tanaman mengalami berkecambah (sprout) sebaiknya segera dipindah ke tempat yang mendapat cahaya matahari. Hal tersebut dilakukan supaya tanaman tidak mengalami etiolasi. Etiolasi merupakan suatu kondisi tanaman yang memiliki ciri daun kecil, pucat, batang yang tinggi dan tidak kokoh karena tidak mendapat sinar matahari. Diharapkan budidaya akuaponik dapat dilaksanakan oleh masyarakat sebagai penyediaan lumbung pangan mandiri untuk keluarga dan ketersediaan makanan yang bergizi bagi keluarga disaat pandemi Covid-19.

Yutika Ayu Wardani – Akuakultur – FPIK UNDIP 2017

Dosen Pembimbing : Ir. R. T. D. Wisnu Broto, M. T.

Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, Semarang