New Normal, Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Kunjungan dari Rumah ke Rumah sebagai Sarana Pencerdasan Warga Desa Sokopuluhan
Pati (18/7). Universitas Diponegoro menerjunkan mahasiswa KKN Tim II tahun 2020 ke wilayah asal masing-masing karena adanya pandemi Covid-19 ini. Pelaksanaan KKN Tim II ini dimulai pada tanggal 5 Juli sampai tanggal 15 Agustus 2020. KKN pada kali ini mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs)”. KKN kali ini dapat menjadi ajang mahasiswa untuk melakukan pengabdian dengan membangun desa atau tempat asal masing-masing yang dalam bahasa Jawa dapat disebut sebagai “mbangun desone dewe”.
Salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro yaitu Vina Ardina Reswari (20) yang merupakan mahasiswa keperawatan menjadi salah satu mahasiswa yang tergabung dalam KKN Tim II Universitas Diponegoro pada tahun 2020 ini. Sama halnya dengan mahasiswa UNDIP lainnya, Vina juga melakukan KKN di desa asalnya yaitu Desa Sokopuluhan, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dengan berfokus pada RT 07 RW 01.
Program yang dibawakan tentu disesuaikan dengan apa yang telah didapatkan selama melakukan survey pada minggu pertama. Pada survey yang telah dilakukan, didapatkan bahwa banyak masyarakat Desa Sokopuluhan yang belum memahami makna dari new normal. Masyarakat banyak yang sudah tidak mengindahkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, seperti sudah tidak memakai masker ketika keluar rumah, mengabaikan cuci tangan, dan sering berkumpul. Berkurangnya kesadaran masyarakat tesebut menyebabkan masyarakat semakin berpotensi terhadap penyebaran Covid-19, terlebih respons orang yang terkena Covid-19 dapat berbeda-beda bahkan tanpa gejala, sehingga sulit untuk membedakan orang yang terkena Covid-19 dan orang yang belum terkena Covid-19.
Berdasarkan hasil survey dan analisis tersebut, Vina berkeinginan untuk membangun kesadaran kembali dalam melakukan kebiasaan perilaku kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui edukasi atau pendidikan kesehatan. Edukasi yang dilakukan yaitu “Edukasi mengenai adaptasi kebiasaan baru pada era new normal guna pencegahan Covid-19 dengan sarana modul” yang akan dilakukan secara door to door dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, sehingga dapat menghindari adanya perkumpulan banyak orang. Edukasi yang dilakukan menggunakan media edukasi berupa modul yang serupa dengan booklet, sehingga materi dari edukasi tidak hilang begitu saja dan dapat dibaca kembali apabila lupa.

Program edukasi dimulai pada awal minggu kedua dengan diawali perencanaan-perencanaan dan baru terjun ke lapangan pada hari terakhir minggu kedua (18/7). Edukasi didahului dengan penjelasan Covid-19 secara umum terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan penjelasan beberapa perilaku atau kebiasaan yang dilakukan pada era new normal ini, terutama pentingnya memakai masker, 6 langkah cuci tangan, menjaga jarak aman, dan kebiasaan lain untuk mencegah penyebaran Covid-19. Edukasi dilakukan dengan penjelasan secara lisan serta praktik sederhana dengan disertai modul.

Edukasi pada hari terakhir minggu kedua yang merupakan sasaran pertama ini dilakukan di 2 rumah warga RT 07 RW 01, Desa Sokopuluhan yaitu rumah E (28) dan S (32). Selama kegiatan berlangsung, warga difasilitasi dengan sesi tanya jawab dan diberi kesempatan untuk menjelaskan atau memperagakan kembali materi dari edukasi yang telah dilakukan. Setelah itu modul diberikan kepada warga supaya dapat dipelajari kembali selanjutnya.

Dari edukasi yang dilakukan, diharapkan masyarakat Desa Sokopuluhan dapat menumbuhkan kesadaran kemauan dalam melakukan kebiasaan perilaku kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19, sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan di era new normal dengan aman dan nyaman.
Penulis: Vina Ardina Reswari, Keperawatan 2017
Editor: Dr. Meiny Suzery, MS