Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Learning With Fun. Apa itu?

Wonosobo, (17/07/2020) Per 5 Juli 2020, KKN Tim II Universitas Diponegoro 2020 dimulai. KKN ini berbeda dengan KKN tahun-tahun sebelumnya di mana KKN Tim II UNDIP 2020 dilakukan di kampung halaman masing-masing mahasiswa demi meminimalisir angka penyebaran wabah Covid-19. Program yang dilakukan berkaitan dengan multidisiplin masing-masing mahasiswa dan juga cara pencegahan Covid-19 dengan mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”.

Learning With Fun adalah program KKN yang diciptakan oleh Nimas Harini Putri, warga Kampung Kemukus RT 01 RW 03, Kelurahan Kaliwiro, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, mengenai pembelajaran Bahasa Inggris dasar dengan metode Situational Language Teaching. Program ini ditargetkan pada remaja bersekolah, khususnya di Kampung Kemukus RT 01 RW 03, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Jika memungkinkan, pendampingan belajar secara privat akan dilakukan pada peserta yang bersedia dan dengan memperhatikan waktu yang ada. Program tersebut diciptakan kaitannya dengan pembelajaran siswa secara daring yang merupakan dampak dari wabah Covid-19, di mana para siswa dituntut untuk memahami segala materi yang disampaikan oleh pengajar masing-masing melalui beberapa aplikasi pembelajaran maupun aplikasi chatting sebagai sarana penyampaian materi.

Program ini dilakukan selama 2 minggu di minggu ke-2 dan ke-3 KKN dilakukan, di mana dalam 1 minggu, pertemuan diadakan sebanyak 2 kali. Di minggu ke-2 KKN, program ini sudah sudah dilakukan di hari Selasa, 14 Juli 2020 dan Jum’at, 17 Juli 2020. Pembelajaran Bahasa Inggris secara privat juga sudah dilakukan di hari Rabu, 15 Juli 2020, dengan materi descriptive text. Para peserta sangat antusias mengikuti program ini dan menangkap materi yang disampaikan dengan mudah. Program ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran peserta sebagai bekal di kemudian hari dan agar lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru sekolah masing-masing. (Nimas Harini P / Eko Ariyanto)