Meracik Hand Sanitizer ala WHO. Yuk Simak Cara Pembuatannya !!
Semarang (22/7) – Mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di tengah pndemi Covid-19. KKN Tim II Undip 2020 mengusung Tema “Pemberdayaan Masyarakat di tengah pandemi Covid-19 berbasis pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)”. Kegiatan tersebut berupa sosialisasi pembuatan Hand Sanitizer sendiri sesuai dengan anjuran WHO yang dilaksanakan di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Pada masa pandemi covid 19, hand sanitizer sangat dibutuhkan untuk membersihkan tangan selain dengan cara cuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah persebaran Covid-19. Selain tidak perlu dibilas, handsanitizer mudah dibawa kemana-mana dan aman digunakan untuk tangan. Namun tetap harus memperhatikan penggunaannya. Desa pengabean terletak di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal yang berada di jalur kuning untuk kasus Covid-19, menurut kepala desa pengabean Bapak Akhmad Saekhu belum ada warganya yang terkonfirmasi terkena Covid-19, namun masih harus waspada dan tetap melakukan pencegahan penularan Covid-19.
Hand sanitizer sesuai dengan anjuran WHO dibikin dengan menggunakan bahan-bahan seperti: Alkohol 96% (833 ml), H2O2 / Hidrogen Peroksida 3% (41.7 ml), Gliserol 98% (14.5 ml), Aquades (digunakan untuk memenuhi larutan hingga 1 Liter). Cara pembuatannya sangat mudah, yaitu campurkan semua bahan di atas sesuai takaran, kemudian tambahkan Aquades untuk memenuhi larutan hingga 1 Liter, goyangkan wadah pelan agar larutan tercampur sempurna dan diamkan hingga 72 jam. Hand sanitizer siap untuk digunakan.
Program ini bermanfaat untuk warga Desa Pengabean guna mencegah persebaran Covid-19 dan meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya melindungi diri dari Covid-19. Warga Desa dapat membuat handsanitizer sendiri di rumah dengan aman dan baik sesuai anjuran WHO dan diharapkan dapat digunakan sebaik – baiknya untuk menjaga diri sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan sekitar, sehingga dapat menurunkan risiko penularan Covid-19.
Oleh: Hana Salsabila Yufi, Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
Dosen KKN: Dr. Naniek Utami Handayani., S.Si., MT