LIBAS COVID-19 DENGAN IMUN TUBUH, MAHASISWA KKN UNDIP TURUT VIRALKAN SENAM STAY AT HOME KEMENPORA

Semarang (27/7). Mahasiswa KKN mandiri Universitas Diponegoro Semarang tahun 2020, dibawahi oleh P2KKN, menggencarkan aktivitas fisik walaupun berada di dalam rumah atau dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan.

Salah satu upaya perlindungan diri dan pencegahan terhadap transmisi virus COVID-19 adalah tetap bugar dengan berolahraga di masa pandemi sesuai dengan anjuran Kemenkes RI. Olahraga dapat dilakukan di rumah atau dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Olahraga dipercaya dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan imunitas tubuh untuk mengeliminasi virus tersebut dari tubuh kita. Belum ditemukannya pengobatan virus COVID-19 yang mutakhir, juga menjadi alasan mengapa kita harus selalu menjaga daya tahan tubuh kita. Selain itu, olahraga melatih kerja sistem pernafasan sehingga dapat meningkatkan pembersihan saluran pernafasan kita. Dengan adanya faktor-faktor protektif tersebut, virus dalam tubuh pembawa tanpa gejala dapat dieliminasi sebelum menular ke masyarakat sekitarnya.

Senam SAH (Stay At Home) merupakan salah satu inovasi Kemenpora untuk menggugah masyarakat tetap melakukan olahraga walaupun berada di rumah saja. Tutorial dapat diakses di akun sosial media Kemenpora.  Beberapa gerakan pada senam juga memperagakan dan sebagai edukasi langkah-langkah cuci tangan yang benar diikuti gerakan pemanasan dan gerakan inti lainnya. Gerakan senam ini dapat diulang-ulang disesuaikan dengan umur dan kondisi fisik.

Edit : Laura Andri R.M.,S.S.,M.A.

Christopher Alvaro, mahasiswa Fakultas Kedokteran ini turut mempopulerkan gerakan senam SAH pada warga masyarakat di lingkungan RW 01 Kelurahan Rejosari, Semarang yang dimulai pada hari Minggu (5/7). Frekuensi olahraga fisik yang dianjurkan adalah sebanyak 3-5 kali per minggu, intensitas sedang dengan durasi selama 30-45 menit. Pelaksanaan program menggunakan sistem daring dengan aplikasi zoom untuk monitoring. Selain itu, warga juga dapat diingatkan melalui aplikasi Whats App diikuti konfirmasi dari warga.

“Saya rasa yang paling bermanfaat adalah program olahraga ini ya… Pada awalnya saya jarang, ngga membagi waktu khusus untuk olahraga, karena program ini saya jadi lebih sering senam setiap pagi, jadi terasa lebih sehat, imunnya kuat,” kata Sintya, salah satu warga RW 01, Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.

Masyarakat tampak antusias dengan berolahraga secara teratur sesuai anjuran. Tak hanya itu saja, masyarakat juga mengembangkan kegiatan ini dengan variasi senam yang lain seperti senam Zumba. Selain itu, olahraga yang juga dilakukan oleh warga adalah jogging setiap hari, jalan cepat, dan bersepeda. Tak jarang pula, mereka mengajak rekan mereka untuk turut serta dalam kegiatan tersebut dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan.

“Saya ngga cuma segitu saja (3 kali per minggu), saya malah kalau pagi pasti lari pagi 3 kali putaran jalan Purwosari, muter terus. Kalau ngga karena sibuk banget, selalu olah raga itu. Teman saya juga kadang olahraga bareng saya,” ujar Melinda, salah satu warga RW 01, Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.

Rangkaian kegiatan ini telah berjalan selama 1 bulan. Program ini telah menumbuhkan kesadaran masyarakat dan motivasi bagi orang sekitar mereka untuk menjaga kesehatannya dengan cara berolahraga. Mahasiswa semester VI tersebut juga melakukan penilaian terhadap tingkat kebermanfaatan program tersebut dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis. Pemeriksaan meliputi deteksi mandiri gejala COVID-19 melalui kuesioner dan pemeriksaan tanda vital. Hasil pemeriksaan menunjukkan tanda vital dalam batas normal dan tidak ada masyarakat yang mengalami gejala COVID-19.

Oleh    : Christopher Alvaro D (Fakultas Kedokteran/Pendidikan dokter) Editor  : Laura Andri Retno Martini, SS, MA.