Atasi Sampah Organik Menumpuk, Mahasiswa UNDIP Berikan Solusi Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Eko Enzim
(Semarang, 31/07/2020) Limbah sampah organik adalah limbah yang selalu dihasilkan oleh setiap rumah. Pemanfaatan sampah organik seperti sampah buah dan sayur segar masih tergolong minim di lingkungan Kelurahan Srondol Wetan. Pemanfaatan sampah buah dan sayur hanya sebatas membuang sampah tersebut di bawah pohon yang lama kelamaan sampah tersebut akan membentuk kompos. Hal ini menyebabkan bau busuk akan tersebar dari sampah tersebut dan akan menyebar ke lingkungan sekitar. Apabila pembuangan maupun pengolahan sampah seperti it uterus berlanjut, hal ini akan mengganggu kegiatan warga sekitar. Penggunaan komposter (alat pembuat kompos) juga masih sangat kurang dimanfaatkan oleh warga. Ketidaktahuan warga atas tata cara penggunaan komposter juga menyebabkan alat ini terbengkalai.
Eko enzim (eco enzyme) adalah suatu terobosan yang diambil oleh Putri Nur Syarifah (21) mahasiswa S1-Agribisnis Universitas Diponegoro untuk mengatasi masalah tersebut. Eko enzim adalah hasil fermentasi dari sampah organik, molase/gula dan air. Eko enzim adalah hasil penemuan Dr. Rosukon Poompavong, seorang doktor yang berasal dari Thailand. Ia menerima penghargaan dari FAO atas penemuannya pada tahun 2003. Pembuatan eko enzim membutuhkan waktu selama sekitar 3 bulan. Eko enzim memiliki banyak khasiat yang dapat dirasakan manfaatnya oleh manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan sekitar. Beberapa manfaat yang terlihat atas penggunaan eko enzim adalah sebagai pestisida alami, pupuk organik, memperlancar sumbatan dan menjernihkan saluran pembuangan, campuran air untuk memandikan ternak, untuk mandi, dapat menjadi desinfektan alami. Menurut Tuntasonline.com (23/8/2020) eko enzim dinilai mempu menangkal Virus Corona. Cairan eko enzim diyakini dapat memakan virus-virus berbahaya yang terdapat di udara, gas hasil fermentasi yang dikeluarkan dapat melepaskan ozon (O3) dan mengurangi kabon dioksida (CO2).
Sosialisasi dan pelatihan pembuatan eko enzim terpantau dilakukan di RW 1, RW 17 dan RW 18 Kelurahan Srondol Wetan. Kegiatan dilakukan pada tanggal 25 dan 26 Juli 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di RW masing-masing dan dihadiri sekitar 10 warga per RW. Sosialisasi dan pelatihan ini dilaksanakan tetap dengan mengikuti protokol kesehatan yang disahkan oleh pemerintah. Masyarakat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Antusias masyarakat terlihat dari banyaknya sampah organik yang dikumpulkan melebihi wadah dan molase yang tersedia. Kegiatan dimulai dari perkenalan mahasiswa UNDIP yang hadir di tempat tersebut, sosialisasi mengenai eko enzim dan pembuatannya, lalu pelatihan pembuatan eko enzim. Kegiatan ini juga diselingi dengan sesi tanya jawab yang dilontarkan oleh beberapa warga kepada mahasiswa pemapar. Pertanyaan-pertanyaan pun banyak dilontarkan oleh warga.
Nama : Putri Nur Syarifah
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Suryanti, M.Pi (Editor)
link dokumentasi dapat dilihat di sini :
https://drive.google.com/file/d/1B-XtvfrACxcSwUtW4z6sNABmPxmDvMk8/view?usp=sharing