*Membuat Hand Sanitizer Ribet? Mahasiswa Undip Dampingi Ibu PKK Membuat Hand Sanitizer Menggunakan Bahan yang Mudah Didapatkan

KABUPATEN JEPARA (28/07) – Semenjak ditetapkannya Indonesia dalam status Pandemi COVID-19, masyarakat dihadapkan pada suatu perilaku dan kebiasaan baru yang muncul. Kebiasaan baru yang muncul menempatkan masyarakat untuk bisa menyesuaikan diri guna menjaga kesehatan dirinya masing-masing. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun adalah salah satunya. Dengan menerapkan kebiasaan ini, penyebaran transmisi COVID-19 akan bisa lebih terkendali dan tingkat kesehatan masyarakat meningkat.

Adanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro tahun ini diharapkan turut membantu peran pemerintah dalam memberikan berbagai bentuk pengetahuan yang dapat membantu masyarakat Indonesia dalam menyikapi era “new normal”. Pelaksanaan KKN Universitas Diponegoro tahun ini dilaksanakan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena pelaksanaan dilakukan di kampung halaman masing-masing sesuai domisili mahasiswa. “KKN Pulang Kampung” yang menjadi istilah keren kegiatan KKN tahun ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2020 sampai 15 Agustus 2020 dengan mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)”.

Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun atau yang biasa disebut CTPS ini sudah mulai banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Berbagai tempat umum sudah mulai diberikan tempat cuci tangan tersendiri agar masyarakat dapat menerapkan kebiasaan baru ini. Namun, dalam pelaksanaannya seringkali orang lebih memilih untuk menggunakan hand sanitizer dibandingkan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Hal ini dikarenakan hand sanitizer lebih mudah dan praktis dalam penggunaannya, sehingga banyak perusahaan atau perseorangan yang mulai mencoba menjual produk hand sanitizer kepada masyarakat luas.

Tidak lama ini, telah beredar formula pembuatan hand sanitizer yang dapat dibuat sendiri di rumah dengan menggunakan berbagai bahan yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization). Namun, nyatanya beberapa bahan tersebut agak sulit untuk dicari, terutama di daerah yang belum terdapat toko kimia. Jepara adalah salah satu contohnya. Salah satu bahan yang direkomendasikan, yaitu hidrogen peroksida (H2O2) agak sulit untuk dicari.

Muhammad Fikri Hanif Raza Pradana, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro memiliki alternatif agar masyarakat Jepara, khususnya ibu PKK RT 03 di Desa Pesajen, Kelurahan Demaan dapat dengan mudah membuat hand sanitizer menggunakan bahan yang mudah didapat. Bahan yang diperlukan hanya alkohol 70% dan gel aloe vera. Takaran yang digunakan adalah sebanyak 1:4 dengan pembagian (1) adalah gel aloe vera dan (4) adalah alkohol 70%. Kegiatan edukasi dilakukan dengan mengundang beberapa perwakilan ibu PKK dan berlokasi di salah satu rumah ibu PKK.

Sosialisasi pembuatan hand sanitizer kepada ibu PKK RT03/RW04 Desa Pesajen

Dalam pelaksanaannya, sudah dipastikan bahwa alat yang digunakan pada proses pembuatan hand sanitizer sudah bersih karena sudah dibersihkan menggunakan air panas. Penggunaan air panas dalam pencucian alat bermanfaat untuk mematikan bakteri, sehingga hand sanitizer nantinya dapat steril dan aman digunakan.

Adanya kegiatan sosialisasi ini mendapatkan respon positif dari ibu PKK, dilihat dari aktifnya para ibu dalam bertanya dan mencatat setiap hal penting yang disampaikan oleh mahasiswa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ibu PKK dapat menyebarkan ilmunya dan orang-orang disekitarnya dapat menerapkan cara membuat hand sanitizer menggunakan bahan yang mudah didapatkan.

Penulis: Muhammad Fikri Hanif Raza Pradana – Departemen Kedokteran 2017

Editor: Ir. Hermin Werdiningsih, MT

#KKNTimIIPeriode2020

#p2kknundip

#lppmundip

#undip