Dongkrak Penjualan Batu Bata Merah Khas Daerah dengan Maksimalkan Media Sosial
Kendal, Desa Podosari ― Sabtu (1/8). Pelaksanaan KKN TIM II UNDIP telah memasuki minggu keempat yang berarti para mahasiswa sudah mulai melaksanakan program kedua mereka. Di minggu keempat ini, rata-rata mahasiswa menjalankan program yang berkaitan dengan penanganan COVID-19 sebagai wujud kontribusi pelajar dalam membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Begitu pula yang dilakukan oleh Putri Wudiyana, salah satu mahasiswa UNDIP yang menjalankan program sosialisasi dan pendampingan pemasaran bisnis online. Fokus target dalam program dua ini adalah mereka yang memiliki usaha produksi batu bata merah, yang merupakan salah satu produk khas di daerah Kendal.

Desa Podosari dikenal sebagai salah satu penghasil batu bata merah terbesar di kabupaten Kendal. Dan dari wawancara dengan beberapa pelaku usaha ini, diketahui bahwa penjualan mulai menurun sejak merebaknya pandemi COVID-19. Dari wawancara tersebut, juga didapati fakta bahwa sebagian besar dari pelaku usaha batu bata merah di desa ini belum pernah melakukan promosi secara online. Padahal kegiatan promosi ini merupakan cara termudah dan efisien untuk mengenalkan produk kepada masyarkat luas. Atas dasar fakta tersebutlah, program sosialisasi dan pendampingan pemasaran bisnis online ini dilakukan. Dengan materi yang telah diringkas dalam modul yang berjudul Panduan Bisnis Online Dasar yang disusun sendiri, warga desa yang bermata-pencaharian sebagai pengrajin batu bata merah diharapkan dapat lebih memahami alur bisnis online sehingga mereka dapat mempraktikkannya sendiri.

Selain itu, dalam modul tersebut juga disertai tips dan trik pemasaran produk secara online yang Putri dapatkan dari wawancara dengan pemilik bisnis online yang sudah berkecimpung di dunia pemasaran online selama kurang lebih tiga tahun. Program ini bukan hanya dilaksanakan dengan sosialisasi saja, namun juga dibarengi dengan pendampingan promosi online bagi para pengrajin batu bata merah yang belum begitu memahami alur pemasaran online.

“Saya dan suami saya belum pernah melakukan promosi online melalui sosial media. Jadi saya berharap program pendampingan ini dapat membantu kami untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk kami kepada masyarakat luas.” Ungkap Ibu Asrofah (48) saat sosialisasi door to door di rumah beliau.
Bagi mereka yang tidak memahami penggunaan sosial media seperti Instagram, Facebook, maupun WhatsApp, telah diantisipasi dengan mengajak serta anak mereka dalam sosialisasi dan pendampingan karena generasi muda tentulah lebih awas dengan penggunaan jejaring sosial ini.
Dengan diadakannya program sosialisasi dan pendampingan pemasaran bisnis online ini, masyarakat berharap agar penjualan batu bata merah mereka mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Selain itu, masyarakat juga menilai bahwa teknik pemasaran online ini juga dapat menjadi sarana pengenalan batu bata merah sebagai salah satu produk khas warga Kendal kepada masyarakat di luar sana.
Editor: Lusi Nur Ardhiani