Mahasiswa Undip Lakukan Sosialisasi Panduan Beraktivitas di Masa Kebiasaan Baru
Batam, Kepulauan Riau (2/8/2020)—Memastikan suatu negara memiliki keadaan perekonomian yang stabil merupakan salah satu kunci berlangsungnya kehidupan bernegara, tidak terkecuali seperti masa pandemi covid-19. Suatu negara harus tetap mejaga roda perekonomian dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Era kebiasaan baru adalah solusi dari permasalahan tersebut, sebagai warga negara alangkah baiknya kita ikut menyukseskan kebijakan pemerintah ini.
Sejak awal tahun 2020, dunia dihadapi dengan serangan virus pandemi yang menyerang segala aspek kehidupan. Berawal dari kesehatan hingga merambat ke aspek ekonomi hingga sosial. Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia di Istana Negara tanggal 2 Maret 2020. Dua warga negara Indonesia yang positif Covid-19 tersebut mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Sejak konfirmasi kasus pertama tersebut, terhitung 1 Agustus 2020 terkonfirmasi lebih dari 100.000 kasus positif (covid19.co.id diakses 1 Agustus 2020). Setelah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka mencegah penyebaran covid-19 sejak April 2020, pemerintah pusat kemudian menjalankan langkah-langkah pemulihan kegiatan ekonomi dan sosial melalui masa transisi PSBB–terhitung awal bulan Juni—ke masa New Normal atau Kebiasaan Baru.
Ekonomi menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan dalam masa transisi New Normal, karena ASEAN kini sedang menuju krisis ekonomi. Peneliti Center for Strategic and International Studies, mengatakan keadaan ekonomi tergantung bagaimana kelanjutan pandemi ini pada bulan-bulan atau mungkin tahun selanjutnya, ditambah dengan bagaimana sebuah negara menyikapi pandemi. Sehingga penting bagi sebuah negara untuk mempersiapkan diri dalam rangka menghindari krisis ekonomi.
Kemudian, mengapa New Normal? Istilah New Normal sendiri bukanlah istilah yang baru. New Normal adalah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang mengacu pada kondisi keuangan setelah krisis keuangan 2007-2008, setelah resesi global 2008-2012, dan—sekarang—pandemi covid-19. Istilah ini sejak saat itu telah digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal telah menjadi biasa. Dalam konteks pandemi covid-19, “sesuatu” yang dinilai tidak normal/tidak biasa adalah pola prilaku masyarakat selama pandemi, seperti memakai masker apabila keluar rumah, menjaga jarak, mengurangi kontak langsung, tidak makan dine-in direstoran, dan masih banyak lagi. New Normal tersendiri pada dasarnya adalah sebuah persiapan dan perbaikan keadaan ekonomi dan sosial suatu negara, dengan beradaptasi dengan keadaan yang sedang terjadi namun dengan masih memperhatikan protokol-protokol kesehatan yang berlaku. Perbaikan dan persiapan keadaan ekonomi dan sosial inilah penting untuk mempersiapkan negara apabila pandemi berakhir dan untuk mengindari krisis ekonomi.
Kota Batam juga mengalami hal yang dialami banyak daerah di Indonesia. Kota Batam sempat menjadi zona merah pada bulan-bulan awal pandemi covid-19, khususnya Kecamatan Batam Kota, Kelurahan Taman Baloi. Kota Batam sendiri merupakan kota yang sangat mengandalkan pariwisata. Banyak sekali masyarakat yang bermatapencaharian di sektor pariwisata, dan lokasi Kota Batam yang dekat dengan Malaysia dan Singapura berarti aka nada banyak turis yang keluar masuk Batam dan memiliki risiko tinggi untuk menularkan. Kota Batam tidak pernah melalui masa PSBB, namun dengan diberlakukannya New Normal maka perkantoran sudah mulai buka kembali dan jalanan mulai kembali ramai. Oleh karena itu penting bagi warga untuk mengetahui bagaimana cara beraktivitas dengan aman di masa New Normal.
Kanaya Medina, Mahasiswi KKN TIM II Universitas Diponegoro. melakukan sosialisasi kepada warga RW 006, Kelurahan Taman Baloi, Kecamatan Batam Kota mengenai Panduan Beraktivitas di era New Normal dan pembagian masker, bersamaan dengan mengajari Bagaimana Cara Bercocok Tanam di lingkungan perkotaan dengan lahan terbatas sebagai salah satu alternatif pengisi kegiatan dirumah dan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Penulis: Kanaya Medina
Editor: Fajrul Falah