Budaya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang efektif dengan sabun portabel berbahan natural dari kulit jeruk
Semarang (Satu 25/07/2020) — Salah satu budaya Kesehatan yang baru timbul setelah menyebarnya virus COVID-19 adalah budaya cuci tangan dengan sabun secara baik, yaitu cuci tangan yang terdiri dari 6 tahap sesuai anjuran dari WHO atau World Health Organization selama 10–20 detik. Anjuran dari WHO tersebut mulai diimplementasikan oleh berbagai negara untuk dilaksanakan secara menyeluruh di tingkat domestiknya. Hal ini dilakukan karena cuci tangan sesuai dengan prosedur terbukti ampuh untuk menghilangkan bakteri dan kuman yang terdapat di permukaan kulit. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah lokal untuk mendukung berjalannya budaya ini di masyarakat, salah satu upayanya adalah pembuatan peraturan daerah yang mengharuskan tempat serta sarana publik untuk memiliki tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air yang mengalir dan sabun. Namun, masih banyak beberapa tempat cuci tangan yang belum memenuhi standar dari WHO yang mengharuskan untuk cuci tangan dengan kontak fisik yang minim. Beberapa tempat cuci tangan di tempat umum masih menggunakan dispenser sabun yang harus disentuh, sehingga tidak memenuhi persyaratan sabun cuci tangan yang minim kontak fisik.
Melihat keadaan itu, Mahasiswa KKN Tim II UNDIP melakukan inisiatif untuk membuat sabun dari limbah kulit jeruk yang bersifat portabel. Artinya sabun ini hanya dapat digunakan sekali pakai dan ditempatkan wadah yang praktis sehingga dapat dibawa kemana pun. “Cortice” adalah nama dari produk sabun portabel berbahan natural dari kulit jeruk ini. Bahan dasarnya yang organik tidak hanya membuat sabun ini menjadi sabun yang natural, tetapi juga membuat sabun ini menjadi salah satu bentuk produk berkelanjutan atau sustainable goods. Artinya, adalah barang yang didaur ulang dari bahan atau limbah organik. Ditambah dengan kandungan vitamin di dalamnya.

Penyuluhan mengenai sabun “Cortice” menarik banyak perhatian dari warga RW 02, Pedalangan, Kota Semarang. Banyak pertanyaan yang muncul mengenai cara pembuatan, cara mengolah kulit jeruk, hingga cara pemakaian. Cara pemakaian dari sabun portabel ini cukup tergolong unik. Dengan bentuknya yang kecil dan padat, masyarakat masih belum familier dengan cara menggunakan sabun ini. Cara penggunaannya cukup mudah, yaitu pertama dengan mengambil satu butir Cortice, kemudian letakkan di atas telapak tangan, basahi telapak tangan dengan air, gosokkan kedua telapak tangan dengan sabun di yang sudah terlarut air, dan terakhir cuci tangan sesuai dengan prosedur CTPS yang benar. Kehadiran sabun portabel ini jelas memberikan akses yang semakin mudah bagi masyarakat untuk melakukan cuci tangan. Adanya halangan berupa tidak adanya tempat cuci tangan yang memadai membuat budaya cuci tangan menjadi tidak terealisasikan dengan baik. Maka dari itu, pada saat penyuluhan di hari Sabtu, 1 Agustus 2020 disosialisasikan juga cara mencuci tangan secara efektif, yaitu yang minim kontak fisik dan praktis, terlebih dari bahan yang natural seperti yang dimiliki oleh Cortice. Diharapkan, adanya Cortice ini dapat melancarkan praktik budaya cuci tangan menjadi lebih familier di masyarakat.

Khansa Hanun Augie — FISIP — Hubungan Internasional
Pembina : Dr. Dra. Wilis Ari Setyati, M.Si
-BERSAMA MEMBERI MAKNA-