Mahasiswa Undip Mendorong Sektor Pertanian di Lahan Perkotaan yang Terbatas

(Sumber : Dokumentasi Penulis)
Jakarta (02/08/2020)-Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting untuk didorong perkembangannya untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Kegiatan pertanian yang membutuhkan lahan kadang menjadi kendala di wilayah yang memiliki lahan terbatas seperti di wilayah perkotaan yang sudah banyak terisi gedung dan bangunan perumahan. Padahal, sektor pertanian seharusnya dapat menjangkau setiap wilayah agar tercipta ketahanan pangan sekalipun di tingkat keluarga. Terlebih, keadaan perekonomian nasional yang terkena imbas akibat pandemi Covid-19 membuat berbagai produk mengalami fluktuasi harga. Padahal, sudah sepatutnya masyarakat saat ini banyak melakukan investasi dan menabung untuk berjaga-jaga hingga keadaan perekonomian membaik. Hal tersebut dapat disiasati salah satunya dengan menciptakan inovasi dan kreasi di bidang pertanian di lingkup keluarga.
Vertikultur merupakan salah satu metode budidaya tanaman dengan sistem penanaman bertingkat vertikal untuk dapat menyiasati terbatasnya lahan yang ada. Vertikultur tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada tanaman hortikultura sayuran seperti kangkung, salada, pakcoy, sawi, dan bayam. Berdasarkan hal tersebut, salah satu mahasiswa Program Studi S1-Agribisnis, Aditya Perdana Putra memperkenalkan program kerja kedua Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu pembuatan vertikultur menggunakan pipa paralon dengan metode penanaman bertingkat untuk menyiasati lahan yang terbatas untuk mewujudkan katahanan pangan tingkat keluarga. Vertikultur tersebut sudah disetujui dan dilakukan sosialisasi terlebih kepada Ketua RT 05 RW 09 sebelum nantinya dilakukan sosialisasi umum kepada beberapa warga Perumahan Aneka Elok Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Vertikultur tersebut terbuat dari pipa paralon berdiameter 4 inch dengan tinggi satu meter, media tanam tanah, serta memiliki enam belas lubang tanam yang disusun secara vertikal. Pembuatan vertikultur tersebut juga cukup mudah dengan biaya pembuatan yang terjangkau, serta perawatan yang tidak sulit. Harapannya, dengan diberlakukannya program tersebut yaitu masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarganya masing-masing serta dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan cara yang mudah, terjangkau, dan berkelanjutan.
Oleh:
Aditya Perdana Putra (Fakultas Peternakan dan Pertanian/S1-Agribisnis)
Editor:
Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A.