KKN di Tengah Pandemi : ke Tempat Makan tapi GAK Sekedar Makan
Program : Sosialiasi pelaksanaan Protokol Kesehatan pada Restoran/Tempat makan yang tetap buka di lingkungan kelurahan Jakasampurna, Kota Bekasi
Kota Bekasi – Memasuki era New Normal atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) membuat beberapa tempat makan/restoran sudah mulai beroperasi kembali, namun tetap dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Prosedur yang dimaksud berkaitan dengan protokol kesehatan yang perlu diperhatikan dan juga diterapkan oleh tiap tempat makan/restoran yang tetap buka di era pandemi ini.
Pemerintah menyadari bahwa pandemi yang terjadi telah memberi dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat, salah satunya bagi pemilik tempat makan/restoran yang mengalami penurunan pemasukan yang signifikan sejak beberapa bulan belakangan ini. Era New Normal atau AKB menjadi salah satu siasat pemerintah dalam membuka kembali keran perekonomian masyarakat yang sempat vakum sejak maret kemarin namun tetap dengan batasan-batasan tertentu guna meminimalisir penyebaran virus Covid-19 yang menurut pemerintah sendiri masih perlu diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kondisi ini menjadi perhatian bagi beberapa kalangan, salah satunya Muthahary Hayyurahman, mahasiswa departemen Akuntansi Universitas Diponegoro yang saat ini sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah domisilinya, Kota Bekasi. Baginya, perdebatan mengenai apa yang lebih dulu diselamatkan, antara Kesehatan atau Perekonomian sudah tidak relevan untuk diteruskan, karena pandemi ini telah nyata berdampak terhadap keduanya. Oleh karena itu, dalam meramu kebijakan untuk menghadapi pandemi ini, pemerintah pun memperhatikan kedua hal tersebut sebagai bahan pertimbangan. Sebagai mahasiswa ekonomi, Muthahary berpendapat bahwa memang hampir semua elemen masyarakat terdampak perekonomiannya, mulai dari kalangan bawah hingga ke atas, dan penerapan new normal atau AKB ini dirasa sudah cukup tepat untuk menghidupkan kembali perekonomian, namun menurutnya penting bagi pemerintah dalam memberikan kontrol dan menyiapkan langkah tegas untuk nantinya mengatasi potensi ketidakpatuhan yang dilakukan masyarakat dalam beraktivitas di era baru ini.
Perhatian yang cukup besar terhadap penerapan protokol kesehatan di tempat makan/restoran di wilayah tempat tinggalnya mendorong Muthahary melakukan survei dengan mendatangi beberapa tempat makan/restoran yang tetap buka, ia sendiri menyebut survei yang ia lakukan dengan istilah KKN Undip : Cari Masalah #2. Angka 2, merujuk pada program yang ia sudah lakukan, dimana di program pertama, ia membantu beberapa pebisnis millenials dalam melakukan pengelolaan keuangan pada bisnisnya. Survei yang dilakukan selama 3 hari ini, menurutnya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tempat makan/restoran yang tetap buka tersebut mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

sumber : Kamera handphone

sumber : Kamera handphone

sumber : Kamera handphone
Setelah melakukan survei, menurut Muthahary sebagian besar pemilik tempat makan/restoran sudah mengetahui dan menerapkan protokol kesehatan yang diwajibkan pemerintah. Hanya sebagian kecil yang belum secara utuh menerapkannya, seperti tidak menyiapkan hand sanitizer atau tempat cuci tangan bagi pelanggannya. Ia menambahkan bahwa sejauh yang ia lihat dan ketahui secara langsung dari pemilik tempat makan/restoran tersebut bahwa memang mereka menyadari pandemi ini belum berakhir dan masih harus diwaspadai, oleh karena itu mereka berusaha untuk mematuhi protokol kesehatan, walaupun lebih dikarenakan ketakutan mereka terpapar covid-19. Keberanian para pemilik tempat makan/restoran untuk tetap buka saat pandemi ini didorong oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang harus tetap dijalankan apapun kondisinya, bahkan saat pandemi sekalipun, menurut mereka berharap terhadap bantuan pemerintah sulit diandalkan, mereka memiliki kewajiban yang harus dibayar, seperti cicilan kendaraan dan perabotan, SPP sekolah anak, dan lainnya. Muthahary menambahkan, menurutnya perekonomian memang penting untuk diperhatikan karena menyangkut hajat hidup diri kita dan juga keluarga, namun bukan berarti aspek kesehatan dapat dibiarkan begitu saja, karena jika tidak diperhatikan, hal ini dapat membahayakan lebih banyak orang. Lihat saja, data terbaru penyebaran covid-19, berapa jumlah klaster baru yang muncul, jumlah positif terkini, dan lainnya, yang berarti pandemi ini memang belum berakhir, dan masih harus tetap diwaspadai.
Sadar akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di tempat makan/restoran yang menjadi salah satu tempat yang berpotensi memunculkan kerumunan/keramaian masyarakat, Muthahary mengatakan langkah sederhana yang ia lakukan adalah dengan aktif mengingatkan masyarakat melalui sarana yang edukatif berbentuk poster, yang ditempel di tempat makan/restoran tersebut. Menurutnya, langkah ini diharapkan dapat menjadi pengingat bukan hanya bagi pemilik namun juga bagi pelanggan dari tempat makan/restoran untuk tetap menjaga protokol kesehatan guna meminimalisir penyebaran covid-19 yang tengah mewabah saat ini.

Pamflet PenerapanProtokol Kesehatan di Tempat makan/Restoran
sumber : File Desain Poster

sumber : File Desain Poster

sumber : File Desain Poster
Sebagai mahasiswa, Muthahary berupaya untuk menginisiasi penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat yang berpotensi memunculkan keramaian secara masif. Dengan menempel poster-poster edukatif diharapkan masyarakat dapat lebih kritis dengan aktif mengingatkan pemilik tempat makan/restoran nantinya, apabila mereka tidak mematuhi protokol kesehatan, dan juga dapat menilai sendiri, apakah tempat makan/restoran itu aman atau tidak untuk dikunjungi. Sosialisasi juga Muthahary lakukan di tempat makan/restoran yang ia kunjungi, dengan harapan, pesan yang ada di dalam poster yang ia buat dapat tersampaikan secara baik kepada pemilik/pelanggan dari tempat makan/restoran tersebut.

sumber : Kamera handphone

sumber : Kamera handphone
Beberapa tempat makan/restoran yang Muthahary kunjungi pada dasarnya telah memiliki komitmen yang sama untuk meminimalisir penyebaran covid-19, yang salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Walaupun beberapa pemilik tempat makan/restoran mengeluhkan pemasukan yang belum stabil dan lebih sedikit dibanding era normal, namun menurut mereka, sudah dapat buka/berjualan kembali sudah cukup membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Muthahary yang saat ditemui sedang menyantap makanan di tempat makan ‘Pecel Lele’ itu sedikit berkelakar bahwa KKN yang saat ini sedang ia laksanakan membuat nya bukan hanya makan ketika berkunjung ke tempat makan/restoran, namun ada hal lainnya yang ia lakukan, seperti aktif bertanya kepada pemilik/pelayan tempat makan/restoran tersebut, dan juga aktif memotret kondisi situasi tempat makan/restoran yang ia kunjungi. “Kapan lagi sih kita ke tempat makan kaya gini, tapi gak sekedar makan. Kita bukan banyak makan jadinya, tapi banyak tanya dan banyak foto, termasuk sama pemiliknya. Hehe” ia menutup obrolannya.
Saya menutup obrolan dengan Muthahary dengan memintanya menuliskan pesan kepada para pembaca reportase yang saya buat ini di secarik kertas. Dan berikut pesannya.
“Pembatasan sosial yang dianjurkan atau bahkan diwajibkan pemerintah, tidak berarti kita harus mengorbankan solidaritas sosial antar sesama kita. Ini adalah sarana pembuktian, bahwa kita masih bisa saling peduli walaupun tidak bertemu, saling mengingatkan walaupun tidak saling kenal, dan saling membantu walaupun sama-sama membutuhkan.”
dosen KKN : Ir. Kustopo Budiraharjo, M.P.