Mahasiswa UNDIP Persiapkan Masyarakat Bertempur dengan Emosinya di Situasi Pandemi COVID-19

Jakarta (4/8), Wilayah DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah zona merah karena adanya COVID-19 ini. Di tengah situasi yang segala sesuatunya harus berubah membuat masyarakat mengalami kebingungan dan kesulitan akan setiap hal yang perlu dilakukan ke depannya. Belum lagi masyarakat harus menghadapi segala ketidakpastian dari berbagai sektor di Indonesia. Hal ini terkadang cenderung menimbulkan emosi yang berlebihan dari masyarakat karena belum paham akan bagaimana mengelola emosi yang baik di situasi pandemi seperti saat ini.

Program KKN TIM II UNDIP Tahun 2019/2020 yang kedua telah berjalan, dimana program ini mengangkat topik regulasi emosi atau pengelolaan emosi terutama di situasi pandemi COVID-19 dengan judul “Raga Senang, Jiwa Tenang”. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat yang berada di Puskesmas Kebayoran Baru Jakarta Selatan terkait macam-macam emosi, bagaimana cara mengelola emosi dengan baik, tujuan pengelolaan emosi, serta strategi untuk mengelola emosi dengan baik. Materi leaflet yang akan dibagikan diberi feedback terlebih dahulu oleh Psikolog yang berada di Puskesmas Kebayoran Baru sehingga informasi yang diberikan bisa lebih jelas dan valid.

Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan leaflet kepada setiap pengunjung yang datang ke puskesmas dan diutamakan dibagikan ke pengunjung yang berada di lantai 2 puskesmas untuk menghindari ramainya pengunjung yang datang. Masyarakat yang diberikan leaflet tersebut menerima dengan baik dan membaca dengan seksama sembari menunggu panggilan untuk masuk ke ruang kontrol. Mayoritas yang menerima leaflet tersebut adalah ibu-ibu yang juga membawa anaknya untuk diperiksa. Pada akhir kegiatan, mahasiswa meminta feedback terkait informasi yang diberikan apakah informatif, cukup informatif, atau kurang informatif. Feedback tersebut diterapkan dengan cara masyarakat menunjuk seberapa jauh keinformatifan suatu informasi dan dari mahasiswa akan menempelkan stiker di pilihan tersebut. Program ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Mahasiswa juga menggunakan face shield, masker, sarung tangan, serta baju panjang untuk setidaknya meminimalisir adanya virus yang ditularkan. (Penulis: Debora Krisdina Maharani/Psikologi. Editor: Eva Annisaa’)