Bingung Bercocok Tanam di Lahan Sempit? Mahasiswa Undip Promosi “SALADAPOLY”
CIMUNING, Kota Bekasi (4/8) – Pandemi COVID-19 hadir di Indonesia sejak Bulan Maret 2020 silam. Hingga kini penularan COVID-19 masih menunjukkan kenaikan data jumlah terkonfirmasi positif. Pencegahan rantai penularan COVID-19 ini dapat dilakukan dengan WFH (Work From Home). Hal tersebut dapat berdampak kepada warga untuk mengerjakan aktivitas sehari-harinya lebih banyak berada di rumah.
Jika hal ini terus dibiarkan maka warga dapat merasa jenuh selama di rumah. Rasa jenuh yang berlebihan atau stres dapat memicu adanya gangguan kesehatan mental. Menurut WHO (2020), stres yang dapat muncul selama masa pandemi COVID-19 seperti ketakutan dan kecemasan, perubahan pola tidur dan/atau pola makan, sulit tidur dan konsentrasi, menyebabkan kondisi seseorang semakin parah akibat memiliki riwayat penyakit kronis dan/atau gangguan psikologis, dan memungkinkan seseorang untuk menggunakan obat-obatan.
Selain itu, adanya COVID-19 ini turut serta memengaruhi perekonomian pada suatu daerah. Harga pangan terutama sayur-mayur sempat tercatat mengalami fluktuatif. Salah satu dampak tersebut dirasakan oleh warga Kelurahan Cimuning, Kota Bekasi. Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, Riska Ayu R. mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) sebagai salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) tim II periode 2020 yang berlokasi di RT 001, RW 024, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi itu turut melakukan pengabdian dengan cara mengenalkan SALADAPOLY (Sayur Alami Dalam Polybag). Mahasiswa tersebut kerap disapa Riska. Riska mengatakan bahwa Ia telah melakukan survei dengan bertanya kepada beberapa warga di lingkungan RT 001. Berdasarkan hasil survei yang telah Ia lakukan pada sekitar pertengahan Bulan Juli 2020 lalu telah didapat hasil bahwa harga sayur terutama harga cabai keriting merah di pasar terdekat dari RT 001 ini dijual dengan harga ± Rp5.000,00/ons atau sekitar Rp50.000,00.
Beberapa Ibu Rumah Tangga yang berada di lingkungan RT 001 juga mengatakan bahwa hal tersebut bukan termasuk fenomena baru, harga sayur-sayuran selama pandemi COVID-19 ini kerap sering naik turun. Data ini turut didukung dengan melihat perkembangan harga di www.ews.kemendag.go.id dengan lokasi distributor di DKI Jakarta, dari informasi yang didapat bahwa harga sayur-sayuran saat ini cenderung stabil. Namun menurut perkiraan warga sekitar ketika sayur-sayuran tersebut didistribusikan dan dijual di Bekasi menjadi sedikit naik harganya dibanding harga sayur yang dijual langsung di Jakarta dimana Jakarta merupakan salah satu daerah pemasok sayur ke Bekasi. Jadi berdasarkan hasil yang didapat di lapangan, Riska berpikir perlu untuk dilakukan gerakan menanam sayur secara mandiri di rumah masing-masing sebagai langkah atau solusi membantu warga di lingkungan RT 001 untuk mengurangi sedikit pengeluaran selama pandemi COVID-19, mengurangi intensitas warga ke pasar dalam jangka waktu lama, dan dapat juga membantu warga untuk melakukan kegiatan pada waktu luang dengan bercocok tanam atau berkebun di rumah masing-masing.
Kegiatan berkebun juga dapat mengurangi rasa stres selama pandemi COVID-19. Untuk itu, Riska memberi solusi dengan metode SALADAPOLY (Sayur Alami Dalam Polybag) atau lebih dikenal dengan Tasalampot (Tanaman Sayuran Dalam Pot). Sebenarnya metode ini sudah tidak asing dan sering diterapkan sebagai upaya berkebun di lahan sempit. Metode ini juga sangat mudah untuk dilakukan. Untuk menerapkan metode ini, Anda harus menyediakan media tanam terlebih dahulu seperti tanah pupuk organik, benih atau bibit sayuran yang ingin Anda tanam, dan polybag dengan ukuran 20×20 cm untuk media awal agar akar yang telah keluar dari benih atau bibit sayuran untuk segera ditanam ke tanah atau polybag berukuran 30×30 cm sebagai media lanjutan apabila sayur telah tumbuh dan sebaiknya ditanam secara terpisah. Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam sayur adalah tanaman sayur diletakkan di tempat terbuka dan terjangkau oleh sinar matahari, saat musim kemarau sebaiknya rajin untuk menyiram pada saat pagi hari atau sore hari, namun apabila pada saat musim penghujan maka sebaiknya sayur disiram dengan air secukupnya ketika tanah terlihat kering (jangan sering menyiram).
Kegiatan KKN ini telah dilakukan dari minggu ke-4 (akhir Bulan Juli 2020) dari pelaksanaan KKN Undip ini. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada warga sekitar dengan melakukan aktivitas yang bersifat positif dalam mengisi waktu luang selama pandemi COVID-19 agar terhindar dari kejenuhan di rumah, kemudian warga RT 001 dapat turut serta dan senang hati dalam melakukan kegiatan ini. Kegiatan ini juga disambut dengan cukup baik oleh warga. Salah satu warga dari RT 001, Ibu F (41) mengatakan bahwa beliau sangat suka berkebun karena hal tersebut merupakan hobinya. Dengan adanya kegiatan ini beliau mengatakan bahwa Ia merasa senang dan semakin semangat untuk berkebun, apalagi kegiatan ini juga dapat dilakukan tanpa mengumpulkan massa atau orang dalam jumlah banyak pada satu tempat, sehingga hal ini tidak membuat warga menjadi was-was dalam melakukan kegiatan ini.
(Penulis: Riska Ayu Ramadhana, Mahasiswa Keperawatan Undip 2017)
(Editor : Rudy Hartanto (DPL KKN))