Corona Bukan Hambatan Untuk Tetap Beribadah, Taati Protokol Kesehatan

Wonosobo, ( 2/8). Hampir keseluruhan negara di dunia hingga saat ini masih dilanda Pandemi Covid-19, hal ini termasuk juga dengan negara Indonesia. Dengan adanya Covid-19 ini menjadikan masing-masing orang menjadi sangat berhati-hati dan waspada kepada orang lain dikarenakan takut tertular. Terlebih lagi jika berada di suatu tempat yang asing dan dengan orang-orang yang tidak dikenal masing-masing orang sangat berhati-hati dalam bertindak.

Kewaspadaan dalam bertindak ini dikarenakan demi menjaga diri dari Covid-19 yang bisa menular kepada semua orang tanpa terkecuali. Hal inipun juga merambah sampai dengan kegiatan beribadah yang biasanyta dilakukan di tempat ibadah secara bersama-sama. Sampai saat ini tempat beribadah masih sepi oleh warga yang beribadah, dikarenakan tempat ibadah sering didatangi oleh orang dari luar wilayah maupun orang yang bukan merupakan warga dari sekitar tempat beribadah tersebut.

Saat memberi jarak antar shaft

Salah satu contoh dari sepinya rumah ibadah ini yaitu di Mushola Al-Muhajirin yang berlokasi di Perumahan Candi Bugang, Desa Kalierang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Mushola ini berada di kawasan Perumahan Candi Bugang, yang biasanya jamaahnya berasal dari warga Perumahan itu sendiri. Sebelum adanya Covid-19 banyak warga yang datang untuk melakukan kegiatan beribadah di Mushola, namun setelah adanya Covid-19 ini warga lebih memilih untuk beribadah dirumah dibandingkan datang ke Mushola.

Sesuai survey yang dilakukan, sampai dengan Bulan Agustus 2020 ini, jumlah jamaah yang melakukan kegiatan beribadah di mushola masih sedikit dan belum seperti sedia kala. Padahal pandemic Covid-19 ini sudah berlangsung cukup lama dan belum diketahui kapan akan berakhir. Apabila kegiatan beribadah ini tetap sedikit maka dikhawatirkan akan menjadikan Miushola Al-Muhajirin akan sepi dan ditakutkan tidak diurus lagi oleh warga perumahan.

Saat semprotkan disinfectan ke dinding n pintu mushola

Berdasarkan penuturan dari Bapak Oktri, selaku pengurus Mushola Al-Muhajirin, menurunnya warga yang beribadah di Mushola dikarenakan warga masih takut untuk berkumpul, belum ada batas yang jelas untuk shaf sholat di Muhsola. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa protokol kesehatan yang ada di Muhsola masih sangat kurang memadai peralatan dan faktor penunjang protokol kesehatanya. Hal inilah yang menjadikan warga menjadi takut untuk melakukan kegiatan beribadah seperti sedia kala dikarenakan di Perumahan Candi Bugang mayoritas warganya merupakan pekerja aktif sehingga tidak bisa untuk melakukan pengaturan protokol kesehatan di Mushola.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey yang telah dilakukan maka, penulis melakukan penyelesaian masalah terkait Protokol kesehatan di Mushola. Kegiatan yang dilakukan yaitu membuat poster mengenai Protokol Kesehatan di Mushola yang mencakup antara lain : 1. Pakai Maker, 2. Cuci Tangan, 3. Jaga Jarak dan 4. Membawa Peralatan Ibadah dari Rumah Masing-Masing. Poster ini merupakan himbauan agar warga yang memasuki areal Mushola dapat menaati poster tersebut sebelum memasuki Mushola.

Selain itu penulis juga memberikan tanda batas shaf sholat yang sebelumnya belum ada sehingga jarak antar shaf sholat jelas dan teratur sekarang. Penulis juga melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh Mushola Al-Muhajirin agar terbebas dari Covid-19. Semoga dengan semua ini warga akan lebih banyak yang datang dan mengunjungi Mushola Al-Muhajirin tanpa rasa takut dengan Covid-19. (Rizky Fajar Adzani / Eko Ariyanto)