Mahasiswa KKN Undip mengajak Anak SD starter pack in COVID-19
Wonosobo, (5/8). Pandemik COVID-19 yang terus berlanjut dan belum menunjukan tanda penurunan di Indonesia setelah berbulan bulan ini menyebabkan presiden RI, Joko Widodo harus berinisiatif menjalankan suatu program penolong perekonomian negara. Oleh karena itu, program New Normal pun dijalankan. Program ini mendeskripsikan bahwa setiap masyarakat boleh berkegiatan di luar ruangan namun dengan tetap mengikuti protocol yang diterapkan.
Dengan itu, tentu saja sekolah tatap muka akan kembali dijalankan terutama di wilayah yang merupakan zona hijau, seperti Wonosobo. Dengan dibukanya kembali sekolah tatap muka, hal itu mengkhawatirkan saya kepada anak-anak, khususnya anak SD yang sangat rentan terpapar virus berbahaya ini. Oleh karena itu, saya berupaya untuk sebisa mungkin membantu anak-anak menjaga dirinya sendiri supaya tercegah dari paparan virus ini.
Dengan dibekali pengetahuan yang saya miliki serta peroleh melalui internet, saya membuat poster “Anak SD starter pack in COVID-19”, di mana poster tersebut berisi hal-hal apa saja yang perlu dibawa oleh anak SD saat bersekolah tatap muka. Hal-hal tersebut berupa tisu, bekal makanan, masker, alat makan, hand sanitizer, sarung tangan bila ada, face shield, dan minuman pribadi. Dengan hal-hal tersebut, harapannya anak – anak tidak akan jajan di luar, memegang fasilitas secara sembarangan, dan segala jenis kegiatan yang memungkinkan bagi penularan virus.
Setelah poster selesai dibuat, tibalah saatnya melakukan penyuluhan kepada anak-anak. Saya melaksanakan penyuluhan ini selama 2 hari (1 dan 2 Agustus). Di hari pertama, melakukan penyuluhan dengan mengelilingi kampung mendolo dan melakukan penyuluhan kepada setiap anak yang ditemui. Di hari kedua, melakukan penyuluhan dengan cara yang berbeda yaitu dengan system ‘door to door’ di mana menyinggahi rumah-rumah warga yang memiliki anak yang bersekolah di SD. Setelah itu melakukan penyuluhannya secara privat kepada anak-anak tersebut.
Setelah penyuluhan selesai, dapat disimpulkan bahwa system ‘door to door’ lebih efektif ketimbang dengan yang lainnnya, karena dengan system ini, penyuluhan bias lebih intens dan anak lebih memperhatikan materi yang dijelaskan. Effeknya, sekarang terlihat lebih banyak anak yang setidaknya menggunakan masker bukan hanya saat bersekolah, namun juga ketika bermain dengan teman lainnya. (Triantama Putra C / Eko Ariyanto)