Mahasiswa Undip Pulihkan Ekonomi UMKM dan Kepercayaan Masyarakat dengan Edukasi dan Demonstrasi Protokol Kesehatan

Tangerang, 2 Agustus 2020 Pandemi COVID-19 tidak kunjung menunjukkan titik terang, segala aspek kehidupan tentu terkena dampaknya, salah satunya adalah Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) terutama pedagang di sekitar lingkungan Wisma Harapan, Kota Tangerang. Pemerintah melaksanakan segala kebijakan dalam upaya pencegahan transmisi virus corona, salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu hal ini menjadi perhatian bagi masyarakat yang memilih membatasi interaksi maupun transaksi antara orang ke orang. Oleh karena hal itu masyarakat pelaku UMKM merasa terjadi penurunan pendapatan yang signifikan dari biasanya. 

Seperti yang kita ketahui transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang keluar saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi. Transmisi droplet saluran napas dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak erat (berada dalam jarak 1 meter) dengan orang terinfeksi yang mengalami gejala-gejala pernapasan (seperti batuk atau bersin) atau yang sedang berbicara atau menyanyi; dalam keadaan-keadaan ini, droplet saluran napas yang mengandung virus dapat mencapai mulut, hidung, mata orang yang rentan dan dapat menimbulkan infeksi. Transmisi kontak tidak langsung di mana terjadi kontak antara inang yang rentan dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi

Menurunnya permintaan pelanggan tentu berdampak terhadap penurunan pendapatan pelaku UMKM, hal ini tidak lain oleh karena kekhawatiran masyarakat akan transmisi virus yang mungkin saja dapat ditularkan saat melaksanakan aktivitas jual dan beli. Pak RT setempat, Pak Herman mengatakan, “Selama pandemik kegiatan UMKM cukup memperhatikan, Mbak, namun di sisi lain masyarakat pun khawatir. Perlu dilakukan sesuatu untuk pemulihan ekonominya.” Oleh karena hal ini mahasiswa Undip hadir dalam upaya melakukan pemulihan terhadap masyarakat pelaku UMKM, karena tidak dipungkiri adanya UMKM serta minat dari masyarakat akan memberikan hubungan yang saling menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari. Dilakukan evaluasi berkaitan dengan berjalannya kegiatan UMKM yang bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala dan tantangan dalam pelaksanaan UMKM. Evaluasi dilaksanakan dengan mengunjungi pelaku UMKM serta masyarakat setempat dan dilakukan diskusi interaktif. Selanjutnya, hasil evaluasi antara lain didapatkan masih minimnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat dan pelaku UMKM akan hidup bersih dan sehat, terutama dari segi langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik dan benar dan penggunaan masker yang sesuai dengan protokol kesehatan. Selanjutnya langkah yang diambil oleh mahasiswa Undip yakni, melaksanakan edukasi dan demonstrasi 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik dan benar sesuai dengan arahan WHO dan Kemenkes, setelah itu melakukan pembagian masker kain. 

Edukasi dan demonstrasi 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik dan benar dan pembagian masker kain pada masyarakat pelaku UMKM disambut dengan antusias. Masyarakat pelaku UMKM ikut serta memeragakan langkah-langkah tersebut dan memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan protokol kesehatan, selain itu edukasi juga diberikan agar tetap dapat mengatur pembeli untuk tetap jaga jarak dalam pelaksanaanya, diharapkan pengetahuan ini dapat membantu pelaksanaan UMKM serta masyarakat lebih terjamin lagi kesehatannya. Lalu, dilakukan pula post test berkaitan untuk menilai keberhasilan edukasi dan demonstrasi, juga dilakukan evaluasi berkala dalam pelaksanaan kegiatan UMKM yang tetap mengutamakan protokol kesehatan  didapatkan hasil bahwa dengan memperhatikan protokol kesehatan kepercayaan masyarakat semakin meningkat, pendapatan pelaku UMKM juga mulai pulih perlahan-lahan. Harapannya kebiasaan untuk menjaga protokol kesehatan ini berlanjut seterusnya dan menjadi kebiasaan masyarakat maupun pelaku UMKM sehingga terjamin kesehatan semua pihak. (Margaret Damaiyanti, FK 17)