Menciptakan Masyarakat Kreatif Ekonomi
Desa penawangan merupakan desa dengan potensi alam yang sangat luar biasa; kayu jati, pisang dan ketela merupakan beberapa contoh hasil alam yang terdapat di desa ini. Berdasarkan hasil pendataan UMKM yang telah dilakukan Konco Penawangan, desa ini memiliki UMKM yang berbasis pemanfaatan hasil alam. Tertulis bahwa desa ini memiliki 2 UMKM yang berbasis pemanfaatan ketela, dan 11 mebel (kayu jati). Pun demikian, dari proses pemanfaatan yang dilakukan oleh UMKM ternyata masih memiliki residu yang dapat dimanfaatkan lagi.
Salah satu contoh yaitu UMKM mebel. Selain kayunya yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kursi, meja, lemari dan sebagainya, ternyata residu dari kayu dapat dijadikan briket atau arang sehingga tidak menyebabkan kesia-siaan. Pada tanggal 2 Februari, Konco Penawangan mengundang beberapa warga desa mulai dari anak-anak hingga Remaja untuk datang ke posko KKN dan belajar cara pembuatan briket. ‘anak-anak sangat perlu diberi asupan kreatifitas sedini mungkin, sehingga diharapkan ketika dewasa nanti mereka terbiasa untuk berpikir kreatif,’ ujar ibu Kades saat melihat proses pembuatan briket.
Selain memanfaatkan sisa-sisa pembuatan mebel, Konco Penawangan pun memiliki inovasi terkait dengan ketela. Pak Mukhlis, pemilik UMKM cistik, mengatakan bahwa air limbah ketela yang ia gunakan untuk membuat cistik hanya dibuang begitu saja. Namun pada kenyataannya, salah satu Konco Penawangan dari jurusan Kimia mendapati bahwa sisa air limbah tersebut dapat diolah menjadi Nata de Cassava. ‘kendala utama dalam pembuatan produk ini ada di bakteri, susah menjaganya’ ungkap Brian, pemilik program mono Nata de Cassava. Lebih dari itu, Konco Penawangan juga berhasil membuat brownies dengan bahan dasar ketela yang kemudian dilabeli dengan nama Niki Telo.
Dari beberapa inovasi yang ditawarkan Konco Penawangan, tidak ada kesulitan yang dapat menghambat proses produksi. Bahan-bahan yang dengan mudah bisa didapatkan dari hasil kebun, tahap-tahap pembuatan yang sangat mudah diharapkan bisa menjadi pemicu warga untuk terus mengembangkan inovasi ini sekali pun masa abdi Konco
Penawangan di desa telah usai. Inovasi ini juga diharapkan dapat menjadi pondasi baru untuk meningkatkan perekonomian warga.