MENARIK! Mahasiswa UNDIP Membuka Mata Para Pelaku UMKM

Kelurahan Pedalangan (8/8) – Panik, kebingungan, dan keputusasan mungkin kata-kata yang paling bisa mendeskripsikan waktu-waktu krisis ini apalagi di saat pandemi ini memaksa perubahan besar di segala aspek kehidupan salah satunya bisnis. Bisnis terpaksa menutup operasinya, merumahkan pekerjanya, dan mulai kehilangan pundi-pundi keuntungan akibat tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin, beberapa perusahaan besar tetap mampu bertahan karena mereka memiliki sumber daya yang memadai. Bagaimana dengan UMKM kita?             Sayangnya, nasib UMKM tidak seberuntung nasib para perusahaan besar. UMKM kita saat ini di saat-saat yang rentan. Mereka tidak punya aset dan sumber daya yang melimpah. Mereka juga tidak punya ilmu cukup mengenai manajemen krisis yang memadai. Kurangnya perhatian pemerintah untuk membantu menavigasi arahan UMKM disaat pandemi ini juga memperparah keadaan UMKM itu sendiri. Akibatnya, 47% UMKM di Indonesia dipaksa bangkrut karena keadaan ini. Belum lagi, 70% UMKM terpaksa menghentikan produksi mereka.             UMKM di RW 05 Kelurahan Pedalangan merupakan beberapa dari 70% UMKM yang terpaksa menghentikan produksi mereka akibat pandemi ini. Kurangnya ilmu tentang manajemen krisis dan ketakutan akan virus COVID-19 akibat hampir semua pelaku UMKM di daerah tersebut merupakan lansia membuat mereka memilih untuk menghentikan produksi selama lebih dari tiga bulan. Pemasukan mereka pun juga turun drastis karena mereka hanya mengandalkan pembelian secara langsung sebagai media pemasaran mereka. Hal ini yang membuat salah satu peserta KKN Tim II Universitas Diponegoro, Karina Meuthia Nailazahwa, untuk membuat penyuluhan mengenai manajemen bisnis terhadap para pelaku UMKM di RW 05 Kelurahan Pedalangan, Kota Semarang.         

Penyuluhan ini merupakan salah satu cara untuk membantu para pelaku UMKM menahkodai bisnis mereka diambang ketidakjelasaan seperti saat ini. Penyuluhan ini memaparkan beberapa cara yang sekiranya sederhana untuk dimengerti tapi sangat efektif. Tips-tips yang disebutkan seperti tetap tenang dalam menghadapi pandemi ini, jangan terburu-buru mengambil keputusan, dan mengurangi jumlah dan ragam produk yang diproduksi. Selain itu, penyuluhan ini juga mengedukasi para pelaku UMKM tentang perubahan perilaku konsumen setelah pandemi ini. Harapannya, penyuluhan ini dapat membantu para pelaku UMKM ini untuk tetap bisa bertahan dengan membuka mata mereka mengenai hal-hal yang perlu diketahui dalam mengelola bisnis di saat pandemi ini.