Seru! Mengeksplore dan mempromosikan UMKM Krapyak ke Sosial Media jadi “Hidden Gems” ala Mahasiswa KKN Undip. #KKNKotaKabPekalonganBatang

Pekalongan (10/8) Kuliah Kerja Nyata Universitas diponegoro di tahun ini sangatlah berbeda karna dilaksanakan secara mandiri dan di kampung halaman mahasiswa KKN masing-masing dengan mengusung Tema “Permberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan pembangunan Berkelaanjutan”. Fatima sapaan akrab mahasiswa KKN Undip yang tengah melakukan KKN di kelurahannya sendiri yaitu Kelurahan Krapyak Kota Pekalongan mencoba mengeksplor potensi yang ada di Kelurahannya.

Pada minggu pertama kegiatan KKN TIM II UNDIP melakukan kegiatan observasi di Kelurahan Krapyak bersama warga sekitar, kegiatan bertujuan untuk lebih mengenal Kelurahan Krapyak dan menggali potensi-potensi Kelurahan Krapyak, sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat program yang dapat berdampak bagi masyarakat. Observasi di awali dengan kunjungan ke warga sekitar yang memiliki UMKM yaitu Bapak Dhullah pembuat kerajinan bambu.

Ngobrol Asik Bareng Bapak Dhullah Pengrajin Bambu

Menurut Bapak Dhullah “Kelurahan Krapyak memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan Namun, keragaman dan kekhasan yang dimiliki krapyak belum banyak dikenal oleh masyarakat Kota Pekalongan sekalipun dan kadang justru masyarakat Krapyak ada yang tidak tahu bahwa itu Khas dari Krapyak”. Bapak Dhullah juga menjelaskan pandemi COVID-19 membuat penjualan cap batik dari bambu yang ia produksi harus berhenti namun kendati dirinya seorang seniman, meskipun tidak memiliki toko Pak Dhullah tetap semangat dalam membuat kerajinan bambu karna bambu adalah kepuasan dan hobi yang ia tekuni, semua kerajinan bambunya yang sangat bernilai ia buat karna kecintaannya dengan seni membuat kerajinan bambu.

Pak Dhullah adalah seniman bambu mempuni yang berpotensi tersembunyi di Kelurahan Krapyak, Potensi ini yang harus di dukung, dikembangkan dan diberi ruang untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap kerajinan bambu yang bernilai. Kecintaannya terhadap kerajinan bambu tidak perlu diragukan bahkan, Pak Dhullah juga menghiasi pos kampling di gang rumahnya yaitu di gang 8 dengan pot-pot dari bambu berisi tanaman, ia juga membuat miniature mobil dari bambu namun masih menjadi hobi saja, Pak Dhullah belum berani untuk memasarkan dan membuat miniatur mobil. Hobi Pak Dhullah ini sangatlah unik dan jarang di Kota Pekalongan, ia menceritakan bahwa kerajinan buatannya terasa nyaman saat dipakai karna di buat dengan teliti dan penuh perasaan karna membuat kerajinan bambu adalah kepuasan tak ternilai bagi dirinya. Banyak sekali ide-ide kreatif dari Pak Dhullah yang belum tersalurkan dari ingin membuat maskot batik kawung di Kelurahan Krapyak dari limbah pelapah pisang, namun ia tidak bisa melakukannya sendiri ia butuh tim untuk mengerjakannya oleh itu saat ini ia sedang berusaha untuk berkolaborasi bersama karang taruna Kelurahan Krapyak yang baru saja tahun ini dibentuk. Semoga niat baik dan kreatif Pak Dhullah dapat segera terealisasi setelah pandemi mereda karna niat mulia Pak Dhullah adalah potensi yang harus dikembangkan agar pelapah pisang tidak hanya menjadi limbah dan bisa dimanfaatkan menjadi hal yang sangat bernilai.

Tidak hanya Pak Dhullah dan usaha kerajinan bambunya yang terdampak pandemi. Ibu Masduki seorang pelaku UMKM ia memproduksi kroket yang biasa ia pasarkan di sekolah, kantor, dan catering. Selama masa pandemi COVID-19 ini ia menjelaskan penjualan kroketnya mengalami penurunan yang signifikan di awal maret kemarin dikarenakan sekolah dan kantor yang tutup dan kegiatan berganti secara online hampir keseluruhan, larangan pernikahan juga membuat kerjasama dirinya dengan catering tidak dapat berjalan sementara. Mekipun situasi new normal saat ini sudah berjalan namun sekolah masih memberlakukan sistem daring yang itu artinya ia belum bias memasarkan kroketnya ke sekolah-sekolah.

Ibu Masuki Pemilik UMKM Kroket yang terdampak Pandemi

Pada hari sebelumnya Fatima juga telah melakukan perijinan dan berdiskusi serta survey terkait potensi dan permasalahan yang ada di Kelurahan Krapyak bersama Ibu Carik Kelurahan Krapyak, , dan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Dalam hal ini Kelurahan dan DINDAGKOP-UKM Kota Pekalongan merespon positif  dan mendukung segala kegaiatan yang akan dilakukan mahasiswa.

“Segala Kegiatan KKN berdampak postif bagi Kelurahan sehingga Kelurahan pasti mendukung, monggo kalau mau mengabdi di masyarakat” Jelas Ibu Carik Kelurahan Krapyak.

Berbincang bersama Ibu Carik

“Bagus itu bentuk pengabdian di kampung halaman sendiri, banyak sekali potensi di krapyak yang bisa diangkat dan diperkenalkan, DINDAGKOP-UKM siap apabila mahasiswa membutuhkan data, atau ingin berdiskusi dan meminta saran terkait KKN kami sangat terbuka sekali” tutur Ibu Chandra selaku Kabid Koperasi dan UMKM yang juga merespon positif kegiatan KKN Undip.

Ngobrolin UMKM bareng Ibu Chandra Kabid Koperasi dan UMKM DINDAGKOP-UKM Kota Pekalongan

Berdasarkan hasil diskusi ini banyak sekali pengatahuan baru yang dijelaskan dari mulai sejarah dan potensi-potensi Krapyak yang perlu dikembangkan. Kalau berbicara mengenai Kota Pekalongan pasti yang akan teringat adalah Kota Batik. Sebagai kelurahan paling utara di Kota Pekalongan, Krapyak juga dikenal sebagai sentra Produksi batik. Salah satu motif yang sangat terkenal di Krapyak adalah motif batik Jlamprang. Batik Jlamprang adalah batik khas kreasi masyarakat Kota Pekalongan sebagai pewaris budaya. Hingga Jlamprang juga menjadi nama jalan di Kelurahan Krapyak yang kini diresmikan menjadi kawasan pengrajin batik Jlamprang.

Krapyak adalah Kelurahan dengan penuh keanekaragaman profesi masyarakatnya dari mulai pengusaha, buruh dan pegawai bahkan nelayanpun ada karna krapyak adalah kelurahan yang posisinya dekat dengan bibir Pantai Salamaran. Kelurahan Krapyak  yang berada berdekatan dengan Pelabuhan Pekalongan menciptakan pengaruh dan nuansa India, Arab dan Cina yang masih kental disini baik berupa pertukaran budaya hingga kuliner yang ada di Kelurahan Krapyak. Hal ini menjadikan Kelurahan Krapyak memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan karna keragaman dan kekhasan yang dimiliki, baik budaya, batik, usaha kerajinan serta wisata kuliner khas daerah setempat, antara lain gulai kacang hijau, mi so dengkil, bubur suro, dan sebagainya. Banyak hal yang bisa diperkenalkan ke publik terkait UMKM batik dan kekhasan kuliner di Kelurahan Krapyak.

Memasuki Resolusi Industri 4.0 masyarakat dituntut adaptif dalam merespon berubahan salah satunya dalam merespon keberadaan teknologi ditengah-tengah masyarakat yang sangat dinamis, begitu juga dengan UMKM perlu adanya pendampingan dalam membantu UMKM merespon persaingan yang lebih kompetitif di masa Industri 4.0. Krapyak juga memiliki berbagai potensi berbeda yang dapat dikembangkan dan diperkenalkan maka perlu adanya branding agar kekhasan keragaman budaya yang di miliki kelurahan Krapyak dapat lebih di kenal di Masyarakat.

Berdasakan hasil observasi, survey dan diskusi diatas, Fatima sebagai Mahasiswa KKN Undip dan juga sebagai pemuda lokal Kelurahan Krapyak melakukan Pemberdayaan UMKM melalui strategi Sosial Media Marketing dan stretegi Sosial Media Branding dan Akun UMKM Krapyak sebagai branding Kelurahan Krapyak melalui keanekaragaman UMKM. Program ini menjadi solusi bagi UMKM terdampak Pandemi COVID-19 dan untuk merespon dinamika dunia yang kini telah memasuki era resolusi industri 4.0. Secara door to door Fatima menjalankan programnya, dan membuat akun sosial media berupa faspage di Facebook dan akun Instagram UMKM Krapyak sebagai media untuk mempromosikan UMKM di Kelurahan Krapyak. Dengan adanya program ini diharapkan UMKM baik kuliner dan usaha kerajinan di Keluarahan Krapyak dapat di kenal secara luas melalui sosial media. Selain itu juga dapat menjadi branding Kelurahan Krapyak yang memiliki berbagai potensi tersembunyi di sektor UMKM. #KKNKotaKabPekalonganBatang

Akun instagram UMKM Krapyak sebagai wadah mempromosikan UMKM yang ada di Kelurahan Krapyak
Akun fans page di facebook UMKM Krapyak sebagai wadah mempromosikan UMKM yang ada di Kelurahan Krapyak
Fans Page sudah dapat menjangkau 1.049 orang

Editor: Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes