Akademisi : Mitigasi Bencana Longsor Perlu Peran Pemerintah dan Masyarakat

“Langkah-langkah dan upaya mitigasi menjadi tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat di lokasi rawan tanah longsor”
Wonogiri (2/8) – Mahasiswa dari Universitas Diponegoro, Anggita Krisna Rahmadani mengatakan upaya pengurangan resiko bencana atau mitigasi bencana tanah longsor membutuhkan peran semua pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat.
For more positive students, it might be a great idea to Typically, a reader might wish to know why they need to support what you are a + paper saying.
be quite open with your thoughts and ideas.“Langkah-langkah dan upaya mitigasi menjadi tugas Bersama antara pemerintah dan masyarakat di lokasi rawan tanah longsor,” kata Anggita K Rahmadani yang merupakan Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Dponegoro yang sedang melaksanakan KKN Pulang Kampung di masa pandemi COVID-19 saat ini.
Dia menjelaskan, mitigasi adalah usaha untuk meminimalkan dampak resiko terjadinya bencana baik dengan cara struktural maupun nonstruktural. Mitigasi structural adalah mitigasi dengan memperkuat konstruksi seperti bahan bangunan dan tanaman seperti dinding penahan longsor, membuat talud, bronjong, dan saluran-saluran air,” katanya. Mitigasi struktural, juga dapat dilakukan dengan menggunakan system tanaman penahan longsor seperti rumput vetiver, pohon bamboo untuk daerah bawah bukit, dan tanaman konservasi yang mempunyai perakaran kuat dan batang pohon yang tidak terlalu besar.
“Sedangkan mitigasi nonstruktural dilakukan dengan melakukan perubahan perilaku untuk meningkatkan pemampuan masyarakat menghadapi longsor,”jelasnya. Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat adalah memahami tentang potensi ancaman longsor, bagaimana kunci penyebab terjadinya longsor, dan langkah apa yang bisa dilakukan dalam mengatasi longsor. Dengan mengacu pada konsep konsep tersebut, pemerintah bisa melakukan tindakan yang sporadic dalam penanganan longsor yaitu melakukan kegiatan sosialisasi dan simulasi terhadap daerah daerah yang rawan longsor . Dalam hal ini Anggita melakukan upaya mitigasi dengan cara membuatkan peta potensi rawan longsor Desa Girimulyo dengan parameter parameter yang diperlukan seperti data kelerengan, curah hujan, kondisi geologi serta data tataguna lahan. Hasil pemetaan potensi kerawanan sebagai langkah awal suatu mitigasi bencana tanah longsor kemudian di serahkan kepada Kepala Desa Bapak Suparman, Sos. Upaya tersebut bertujuan mengedukasi dan membantu dalam mengurangi resiko terjadinya tanah longsor di Desa Girimulyo. Upaya tersebut sangat diapresiasi oleh pihak desa dimana desa sendiri masih belom mempunyai peta yang menggambarkan daerah potensi tanah longsor.

“Waktu kejadian bencana tanah longsor sangat sulit untuk di prediksi. Sehingga diharapkan masyarakat bisa melakukan upaya-upaya mengurangi resiko atau mitigasi bencana serta pemerintah mendukung atau dapat memberi dorongan akan hal tersebut,” katanya.
Penulis : Anggita Krisna Rahmadani – 21100117120021 – Teknik Geologi
Editor : Dra. Puji Astuti, M.Si
Wilayah : Desa Girimulyo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri