Warga Terpaksa Membuang Sampah Ke Sungai Karena Tak Ada TPA (Tempat pembuangan Akhir)

sampahWarga Terpaksa Membuang Sampah Ke Sungai

Karena Tak Ada TPA (Tempat pembuangan Akhir)

 

Temanggung –  Tidak adanya tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi alasan utama sampah warga Desa Gedegan menjadi tidak terkoordinir dengan baik. Selama ini warga desa terbiasa membuang sampah di sungai. Terdapat dua titik yang dijadikan warga sebagai pusat pembuangan sampah, yaitu aliran sungai sebelah timur dan aliran aliran sungai sampah sebelah barat. Kurangnya keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah organik dan sampah anorganik menjadikan permasalahan sampah di Desa Gedegan menjadi semakin kompleks. Selain itu, kesadaran masyarakat terkait bahaya pembuanagan sampah anorganik ke Sungai juga masih relatif rendah. Hal ini terbukti sebagian besar warga yang mengungkapkan bahwa tidak ada harapan lain untuk membuang sampah selain di sungai. Selain alasan yang telah dikemukakan di atas, masyarakat juga belum mengetahui dampak pembuangan sampah plastik ke tanah. Padahal, sampah plastik yang dibuang ke tanah dan tertimbun akan mengurangi jumlah unsur hara yang akan menyebabkan terdegradasinya kualitas tanah di desa Gedegan.

Forum diskusi yang dilakukan oleh peserta KKN TIM 1 UNDIP dan masyarakat Desa Gedegan yang terdiri dari masing-masing ketua RT 1-10, Ketua RW 1-2, Bapak/Ibu perangkat Desa tanggal 25 januari 2017 di dapatkan informasi bahwasannya persoalan utama yang menjadi penyebab masyarakat masih membuang sampah di sungai adalah kurangnya kesadaran warga dan ketrampilan pengolahan sampah. Diskusi bersama masyarakat dilakasanakan di ruang aula kantor kepala desa Gedegan. Warga berharap pemerintah dapat memeberikan bantuan pengadaan TPA untuk masyarakat Gedegan, selain itu harapan masyarakat kedepannya adalah tim KKN 1 UNDIP juga dapat memeberikan beberapa ketrampilan yang menggunakan sampah organik sebagai bahan dasar ketrampilan. Hal ini diharapkan warga untuk mengurangi masalah persampahan yang ada di masyarakat GEDEGAN.