Vermikompos Pupuk Murah, Mudah, dan Menyuburkan

Semarang (13/8/2020)-KKN Tim 2 Universitas Diponegoro tahun 2020 berbeda dengan KKN biasanya karena pandemi Covid-19 menyebabkan diputuskan KKN dilakukan secara individu dan di kampung masing-masing. Tema yang diambil berupa SDG dan Covid-19 yang diterapkan dalam program KKN.
Salah satu program yang dilakukan di Kelurahan Bringin yaitu pembuatan vermikompos dengan menggunakan sampah organik yang biasanya dibuang tanpa pengolahan. Sampah organik yang tidak diolah dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir berdampak pada pemanasan global karena menghasilkan metana yang dapat membuat lapisan rumah kaca menjadi semakin tipis. Vermikompos merpakan pembuatan pupuk kompos dengan memelihara cacing tanah, sampah organik menjadi makanan untuk cacing dan kotoran cacing yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk penyubur tanah. Vermikompos dipilih karena lebih murah dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Mengolah sampah organik menjad pupuk dengan vermikompos juga dapat mengurangi pengeluaran untuk pembelian pupuk.
Selasa (21/7/2020) dilakukan sosialisasi mengenai Vermikompos dan pelatihan berupa mempersiapkan makanan untuk cacing Vermikompos. Ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ada 5 orang tampak antusias dan mendukung diadakannya program tersebut.” Ternyata cacing dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pupuk ya, selama ini belum mengetahui hal itu dan ternyata cukup mudah untuk dilakukan. ” kata bu Drajat (21/7/2020)..
Sosialisasi dimulai dengan menjelaskan pengertian, manfaat, pembuatan, dan perawatan Vermikompos dengan media poster. Pengetahuan mengenai Vermikompos yang sudah didapatkan seharusnya dipraktekkan dengan memberikan sampah organik sebagai makanan cacing yang sudah dipotong. Harapannya masyarakat mau terus merawat Vermikompos sehingga bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman yang mudah dan murah.
Oleh : Oksya Inne Yestisia
#mijendanngaliyan
Editor: Lintang Dian Saraswati