AKUAPONIK, Si Primadona Disaat Pandemi

Tembalang (10/8) – kegiatan budidaya ikan air tawar tidak melulu harus dilakukan dengan menggunakan kolam beton atau terpal, masih ada banyak cara lain untuk melakukannya yaitu dengan menggunakan ember. Ya, ember berukuran 40 liter atau lebih dapat digunakan sebagai media budidaya ikan air tawar. Jenis ikan yang umum digunakan adalah lele, mengapa demikian? Karena ikan lele mampu hidup pada kondisi perairan yang kurang baik, mampu bertahan pada kepadatan yang tinggi dan mudah dalam perawatannya, seperti yang dilakukan oleh warga RT 02/RW 07, Kecamatan Tembalang, Kelurahan Tembalang, Kota Semarang ini misalnya.

Kegiatan budidaya daya ikan lele dapat dipadukan dengan menanam sayur-sayuran seperti kangkung sehingga kegiatan budidaya ini tidak hanya menghasilkan ikan tetapi juga sayur-sayuran. Metode ini sering disebut dengan akuaponik, tetapi apa sih akuaponik itu sendiri? Akuaponik adalah sistem budidaya yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan dapat menjadi sumber penyakit bagi ikan tersebut tetapi dengan keberadaan tanaman yang dipadukan, hasil ekskresi tersebut akan diurai oleh tumbuhan dan dimanfaatkan sebagai pupuk alami untuk pertumbuhan.

Alat yang digunakan dalam budidaya akuaponik ini cukup sederhana yaitu sediakan ember (minimal) berukuran 40 liter, gelas plastik, kawat, arang, tisu, bibit kangkung dan benih ikan lele. Langkah pertama untuk membuat akuaponik adalah melubangi bagian bawah gelas plastik kemudian mengikatkan kawat untuk kemudian dikaitkan mengitari bagian dalam ember. Selanjutnya tiap gelas plastik diisi dengan arang dan selembar tisu di atasnya. Setelah siap, isi air ke dalam ember hingga ketinggian air menyentuh bagian bawah gelas plastik, kemudian basahi tisu di dalamnya dan tebarkan bibit kangkung secara merata serta masukkan benih lele ke dalam ember. Perawatan yang dilakukan juga cukup mudah, ikan lele diberi makan dua kali sehari pada pagi dan sore hari sekaligus menyiram tanaman kangkung, tidak lupa dilakukan pergantian air setiap 3-4 hari sekali untuk menjaga kualitas air dan kesehatan ikan.

Sebagai bentuk pemberdayaan dan tindak lanjut dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), secara berkala dilakukan pengontrolan akuaponik tersebut dan sosialisasi mengenai bagaimana cara merawat dan membudidayakannya dengan baik dan benar.

Oleh : Kefin Mei Yunus (S1-Akuakultur)

Editor : Daud Samsudewa SPt., M.Si., Ph.D