Inovatif, Mahasiswa KKN Undip Membuat Tempat Cuci Tangan Sederhana Bermodalkan Limbah Plastik

Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut dengan KKN merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk dapat  mengabdi kepada masyarakat dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Tidak seperti biasanya, KKN pada masa pandemic Covid-19 ini tentu difokuskan kepada pencegahan penyebaran Covid-19 dan SDGs (Sustainable Development Goals). Berdasarkan anjuran pemerintah, beberapa cara pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir, selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin, kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan, jangan sentuh mata, hidung, atau mulut, saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau tisu, serta dengan tidak keluar rumah jika merasa tidak enak badan.

Menurut Unicef, penularan virus seringkali terjadi melalui tangan manusia. Tangan merupakan salah satu media penyebaran virus tercepat dari satu orang ke orang lain. Oleh sebab itu, guna mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas salah satu cara termurah dan termudah adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir. Tetapi permasalahan kembali muncul ketika pandemic Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, melainkan juga berdampak pada sektor ekonomi. Kebutuhan akan wadah air dan sabun di hampir setiap tempat membuat masyarakat cukup terbebani. Dengan latar belakang tersebut, Irfan Herdiansyah, salah satu Mahasiswa Universitas Diponegoro, membuat suatu gebrakan dengan membuat tempat pencucian tangan sederhana bersama anak-anak kecil di sekitar tempat tinggalnya.

Pembuatan tempat cuci tangan sederhana ini dikarenakan ketidaktersediannya tempat pencucian tangan di daerah dimana anak anak biasa melakukan aktivitas di luar rumah. Melihat dari keresahan tersebut, salah satu Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro akhirnya bekerja sama dengan masyarakat sekitar khususnya anak-anak untuk mengumpulkan sampah plastik (Bank Sampah) yang setelah terkumpul sampah tersebut dijual kepada pengepul dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk membuat tempat pencucian tangan sederhana.

Menariknya, program ini tidak hanya sekedar mengumpukan sampah plastik dan hasil penjualannya digunakan sebagai modal pembuatan tempat cuci tangan saja, tetapi program ini juga memiliki manfaat keberlanjutan dengan cara mengedukasi sekelompok anak-anak untuk kedepannya dapat membuat Bank Sampah di lingkungan sekitar dan kemudian hasil penjualannya dapat digunakan untuk kepentingan bersama.

Oleh: 
Irfan Herdiansyah
12030117130156
Akuntansi/FEB

Editor  : Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D

Tempat Cuci Tangan Sederhana Bermodalkan Limbah Plastik (Bank Sampah)

Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut dengan KKN merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk dapat  mengabdi kepada masyarakat dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Tidak seperti biasanya, KKN pada masa pandemic Covid-19 ini tentu difokuskan kepada pencegahan penyebaran Covid-19 dan SDGs (Sustainable Development Goals). Berdasarkan anjuran pemerintah, beberapa cara pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir, selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin, kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan, jangan sentuh mata, hidung, atau mulut, saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau tisu, serta dengan tidak keluar rumah jika merasa tidak enak badan.

Menurut Unicef, penularan virus seringkali terjadi melalui tangan manusia. Tangan merupakan salah satu media penyebaran virus tercepat dari satu orang ke orang lain. Oleh sebab itu, guna mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas salah satu cara termurah dan termudah adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir. Tetapi permasalahan kembali muncul ketika pandemic Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, melainkan juga berdampak pada sektor ekonomi. Kebutuhan akan wadah air dan sabun di hampir setiap tempat membuat masyarakat cukup terbebani. Dengan latar belakang tersebut, Irfan Herdiansyah, salah satu Mahasiswa Universitas Diponegoro, membuat suatu gebrakan dengan membuat tempat pencucian tangan sederhana bersama anak-anak kecil di sekitar tempat tinggalnya.

Pembuatan tempat cuci tangan sederhana ini dikarenakan ketidaktersediannya tempat pencucian tangan di daerah dimana anak anak biasa melakukan aktivitas di luar rumah. Melihat dari keresahan tersebut, salah satu Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro akhirnya bekerja sama dengan masyarakat sekitar khususnya anak-anak untuk mengumpulkan sampah plastik (Bank Sampah) yang setelah terkumpul sampah tersebut dijual kepada pengepul dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk membuat tempat pencucian tangan sederhana.

Menariknya, program ini tidak hanya sekedar mengumpukan sampah plastik dan hasil penjualannya digunakan sebagai modal pembuatan tempat cuci tangan saja, tetapi program ini juga memiliki manfaat keberlanjutan dengan cara mengedukasi sekelompok anak-anak untuk kedepannya dapat membuat Bank Sampah di lingkungan sekitar dan kemudian hasil penjualannya dapat digunakan untuk kepentingan bersama.

Oleh: 
Irfan Herdiansyah
12030117130156
Akuntansi/FEB

Editor  : Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D