Garam Krosok Desa Punjulharjo Memiliki Nilai Jual yang Rendah, Pembuatan Bath Salt Menarik untuk Dicoba!
Rembang (08/11/2020) – Setelah seharian beraktivitas, apa yang sering Anda lakukan? Mayoritas orang mungkin setuju kalau salah satu kegiatan yang wajib untuk dilakukan adalah mandi. Manfaat dari mandi selain untuk membersihkan tubuh, ternyata juga mampu untuk menenangkan pikiran, lho! Tren kecantikan yang sedang happening ternyata dapat mengubah kebiasaan orang-orang. Banyak diantara mereka yang memilih untuk melakukan relaksasi di rumah setelah mandi dengan harapan dapat mengurangi lelah setelah seharian beraktivitas. Merendam kaki dengan air hangat yang ditambahkan bath salt memberikan manfaat baik bagi kesehatan tubuh dan pikiran, seperti mengeksfoliasi kulit, membantu mengurangi stres dan sakit nyeri, hingga melancarkan sirkulasi darah.
Bath salt sendiri adalah salah satu inovasi dalam pengolahan garam yang memiliki banyak manfaat. Bath salt ini memiliki campuran essential oil sehingga memiliki aroma yang dapat merelaksasi. Untuk sekali berendam, dibutuhkan 2 sampai 3 sendok makan bath salt dengan air hangat. Rendam kaki setidaknya selama 20 menit untuk mendapatkan hasil yang optimal. 10 menit pertama adalah untuk proses detoksifikasi dan 10 menit terakhir adalah agar kulit dapat menyerap mineral dengan baik. Melihat tren yang ada sekaligus potensi dan permasalahan di Desa Punjulharjo, salah satu Mahasiswi KKN T Universitas Diponegoro memiliki program “Peningkatan Nilai Jual Garam Melalui Pembuatan Bath Salt”.
Desa Punjulharjo yang merupakan Desa Wisata dengan berbagai potensi, salah satunya adalah garam. Mayoritas penduduk di Desa Punjulhajo bermata pencaharian sebagai petani garam. Potensi garam yang ada sayangnya masih terkendala dalam proses pendistribusiannya. Penjualan garam yang ada masih melalui tengkulak dengan harga rendah yaitu sebesar Rp350/kg. Selain itu, garam yang ada ini memiliki kualitas yang relatif cukup rendah. Hal ini lah yang menyebabkan potensi yang ada belum dikembangkan secara optimal. Salah satu mahasiswi KKN Undip berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan pembuatan progam Peningkatan Nilai Jual Garam Melalui Pembuatan Bath Salt. Pembuatan bath salt diharapkan nantinya dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat petani garam. Pembuatan bath salt juga dapat menjadi peluang bagi masyarakat lokal dalam memperluas lapangan pekerjaan serta meningkatkan taraf hidup.
Meuvia Callista Aldi, S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro