SERUNYA MENGENAL KEBUDAYAAN JEPANG LEWAT ODORI DAN ONIGIRI
Odori, Sarana Kembangkan Kepercayaan Diri
Pengenalan dan pelatihan Odori merupakan salah satu program kerja dari anggota tim 1 KKN Undip 2017 Kecamatan Kota Kendal Kelurahan Banyutowo dan Ketapang. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2017 untuk Kelurahan Banyutowo dan 25 Januari 2017 untuk Kelurahan Ketapang. Sebelum pelaksanaan program, saya berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah kemudian membuat kesepakatan terkait tempat dan waktu pelaksanaan program. Dalam program ini yang menjadi sasaran adalah siswa-siswi kelas 4 dan 5 SDN 02 Banyutowo dan SDN 02 Ketapang.
Gambar 1dan 2. Memperlihatkan video sambil memberikan contoh gerakan Odori di SDN 02 Banyutowo
Odori adalah salah satu kebudayaan yang hingga saat ini masih tetap ada dan diajarkan pada generasi muda di Jepang. Dalam bahasa Indonesia, kata Odori memiliki arti tari. Jepang yang dikenal sebagai negara dengan berbagai macam kebudayaan yang tidak pernah pudar meskipun kehidupan sudah sangat modern, bahkan di Jepang sendiri segala sesuatu sudah menggunakan teknologi yang canggih, namun di sisi lain masyarakatnya juga tidak pernah menghilangkan sisi khas dan budayanya. Untuk itu melalui pengenalan salah satu kebudayaan Jepang ini, diharapkan para siswa mampu mengembangkan kreativitas dan kepercayaan diri melalui seni tari.
Gambar 3 dan 4. Siswa-siswi Kelas 4 dan 5 SDN 02 Banyutowo mencoba gerakan Odori
Di SDN 02 Banyutowo sendiri, awalnya pernah ada ekstrakurikuler menari, namun sekarang ditiadakan karena tidak adanya pengajar. Untuk itu akhirnya saya berinisiatif untuk mengenalkan salah satu kebudayaan Jepang yaitu Odori. Meskipun gerakannya sangat jauh berbeda dengan tari-tari tradisional Indonesia, namun antusiasme siswa-siswi sangat tinggi, mengingat kegiatan itu juga dilaksanakan pada jam 10, mereka masih bersemangat meskipun hari sudah menjelang siang. Tari Jepang yang bernama Yosakoi Kids ini cukup energik sehingga 3 atau 4 kali menari saja sudah membuat capek dan berkeringat. Awalnya saya memperlihatkan terlebih dahulu video yang sudah saya download kepada siswa-siswi, kemudian saya mencontohkan pada mereka gerakan-gerakan tarinya. Durasi video yang saya download sekitar 4 menitan, namun saya hanya mengajarkan sampai menit pertama lebih 20 detik mengingat gerakannya memang sangat energik.
Gambar 5. Siswa kelas 4 dan 5 SDN 02 Ketapang mencoba gerakan Odori
Sama halnya dengan SDN 02 Banyutowo, antusiasme siswa-siswi di SDN 02 Ketapang juga sangat tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan setelah jam istirahat kedua, yaitu jam 11.30 WIB. Meskipun cuaca sangat panas, namun siswa-siswi sangat bersemangat dan ceria. Mereka berlatih dengan gembira dan senyum yang selalu mengembang. Melalui pengenalan kebudayaan tari Jepang ini, diharapkan siswa-siswi semakin aktif dan kreatif serta mampu mengembangkan rasa kepercayaan diri, minat dan bakat mereka di bidang kesenian dan kebudayaan.
Onigiri, Kreasi Sehat Olahan Nasi
Sabtu, 28 Januari 2017, telah dilaksanakan salah satu program kerja dari anggota Tim 1 KKN Undip 2017 yaitu pengenalan dan pengolahan nasi menjadi onigiri kepada ibu-ibu PKK Kelurahan Ketapang. Sebelum pelaksanaan program, saya terlebih dahulu berkoordinasi dengan ketua PKK Kelurahan Ketapang untuk menentukan tempat dan waktu pelaksanaan program.
Gambar 1. Mejelaskan Onigiri dan bahan
serta alat untuk membuatnya
Onigiri dalam bahasa Jepang berarti nasi kepal. Biasanya dibuat untuk bekal sebelum melakukan aktifitas. Di jepang sendiri onigiri biasanya diisi oleh tuna yang telah dimasak dan ditambah dengan saus mayones dan sebagai pelengkapnya adalah nori atau rumput laut sebagai perasa gurih sekaligus agar nasi tidak menempel di tangan. Proses pembuatannya yang mudah mendasari saya untuk meperkenalkan kepada ibu-ibu PKK. Isian onigiri juga bisa disesuaikan dengan selera. Karena Kendal banyak menghasilkan makanan laut, seperti ikan bandeng, udang, maupun cumi, maka isian pun bisa dikreasikan dengan makanan-makanan tersebut.
Gambar 2 & 3. Mempraktekkan cara membuat onigiri
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme ibu-ibu PKK sangat tinggi. Tidak hanya melihat saya praktek untuk membentuk onigiri dengan cetakan, tetapi mereka pun ikut serta praktek membuat onigiri. Karena memasak nasi membutuhkan waktu lama, jadi sebelum program dilaksanakan saya sudah mempersiapkan nasi yang saya masak di posko lengkap dengan isiannya. Ibu-ibu PKK membuat sendiri onigiri dengan cetakan segitiga, setelah sebelumnya saya memberi contoh membuatnya. Beberapa Ibu-Ibu PKK juga membuat kemudian membawanya pulang untuk anaknya dirumah.
Gambar 4. Ibu-ibu PKK praktek membuat onigiri
Onigiri bisa menjadi solusi bagi ibu-ibu yang memiliki anak dengan nafsu makan yang tidak baik. Karena onigiri bisa dikreasikan sedemikian rupa, sehingga membuat anak-anak menjadi tertarik untuk makan. Tidak hanya cetakan segitiga, tapi ibu-ibu juga bisa mengganti dengan cetakan-cetakan yang lucu dan imut yang dapat menambah selera makan bagi anak-anak. Selain itu, bisa menjadi peluang usaha mengingat hasil laut yang dihasilkan bisa menjadi alternatif pengolahan menjadi produk yang baru, agar masyarakat tidak bosan dengan produk yang itu-itu saja. Proses pembuatan yang mudah dan bahan yang tidak terlalu banyak tentu bisa menjadi peluang bisnis yang dapat menaikkan perekonomian masyarakat.