Gombong (22/01/2021). Dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN Mandiri TIM 1 Universitas Diponegoro 2020/2021, mahasiswa melakukan rangkaian program kegiatan KKN dengan mengusung tema COVID – 19 yang kemudian disesuaikan dengan program studi masing – masing mahasiswa. Hal tersebut yang kemudian mendorong saya untuk membentuk program kegiatan “Jas Merah : Pewabah.” Program kegiatan ini sudah dilaksanakan pada tanggal 12, 14, 15, dan 18 Januari 2021 dengan sistem door to door ke rumah – rumah warga yang ada disekitar lingkup Desa Kemukus RT 03/RW III, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Dalam pelaksanaan program kegiatan “Jas Merah : Pewabah,” dijelaskan mengenai beberapa wabah penyakit yang pernah terjadi di Indonesia, khususnya pada masa Pemerintahan Hindia – Belanda dan bagaimana upaya pemerintah kolonial pada saat itu untuk menangani wabah tersebut.
Beberapa wabah penyakit yang pernah terjadi di Indonesia antara lain : cacar (sudah ditemukan sejak awal abad ke 17), kolera, pes, dan influenza, yang sudah ditemukan sejak awal abad ke 20. Sebelum ditemukannya vaksin untuk beberapa penyakit tersebut, Pemerintah Hindia - Belanda pada saat itu menerapkan beberapa kebijakan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit yang tergolong mudah menular tersebut. Beberapa kebijakan yang diterapkan antara lain : larangan menjenguk orang sakit, pembatasan mobilisasi massa, karantina bagi orang - orang yang terindikasi terjangkit penyakit tersebut atau jema'ah haji yang baru saja datang, isolasi desa, dan propaganda kesehatan. Karantina ordonnantie atau peraturan karantina diberlakukan untuk penanganan penyakit menular pada masa itu.
Program kegiatan ini dibentuk atas dasar pengamatan saya dimana masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker jika keluar rumah atau sedang sakit, rajin mencuci tangan, social distancing, karantina mandiri bagi warga yang baru datang dari luar kota, dan menghindari terjadinya kerumunan. Disekitar wilayah RT 03/RW 03 masih banyak dijumpai masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan guna mengurangi resiko penyebaran COVID-19. Kemudian, masih adanya relevansi antara cara penanganan wabah pada masa Pemerintahan Hindia – Belanda dengan cara penanganan COVID-19 pada masa kini sebelum ditemukan atau diberikannya vaksin bagi masyarakat.
Pelaksanaan program kegiatan ini dimulai dengan menyusun materi sosialisasi berdasarkan hasil analisis permasalahan dan sumber – sumber yang sudah dikumpulkan sebelumnya dan dilanjutkan dengan membuat media sosialisasi yang mudah dibawa saat pelaksanaan sosialisasi. Sosialisasi program kegiatan “Jas Merah : Pewabah” dilaksanakan selama empat hari dan rencananya akan diselingi dengan sosialisasi secara daring kepada siswa/i SMP Negeri 3 Gombong yang dilakukan pada hari ini (22/01/2021) dan besok pada tanggal (23/01/2021). Tujuan dilaksanakannya program ini yaitu sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku pada masa pandemi COVID – 19.
Masyarakat cukup antusias dalam menerima informasi dari materi yang disampaikan dan mereka juga berharap semoga pandemi COVID-19 dapat segera berakhir. Tentunya untuk mewujudkan harapan itu, perlu adanya peran serta dari seluruh masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19, seperti yang dituliskan Priyanto Wibowo dalam bukunya yang berjudul Yang Telupakan Sejarah Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda (2009), “penanganan influenza harus melibatkan semua sektor, tidak hanya kesehatan; bahwa ego individu dan kepentingan kelompok harus dikesampingkan apabila ingin merespon pandemi influenza dengan cepat agar dapat menyelamatkan sebanyak mungkin manusia.” Ungkapan tersebut kiranya masih sangat relevan ditengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini dan salah satu cara penanganannya adalah mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia selama masa pandemi ini.