Memutus Rantai COVID-19 Melalui Pengeras Suara di Tempat Ibadah
Ketua RW 006,Achmad Faltoni membacakan naskah protokol kesehatan dan himbauan mendukung kesehatan pasien COVID-19 yang dibuat oleh mahasiswa UNDIP melalui pengeras suara di Masjid Al Muhajirin, Kelurahan Barangsiang (25/01).
Baranangsiang, Kota Bogor — Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, mengajak ketua RW setempat untuk menghimbau warga RW 006 yang berlokasi di kelurahan baranangsiang dalam mendukung kesembuhan penyintas COVID-19 dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Himabauan tersebut disampaikan melalui pengeras suara Masjid Al Muhajirin yang dilakukan secara perdana pada hari Senin (25/01) oleh Ketua RW yang didampingi langsung oleh Mahasiswa UNDIP.
Salah satu kegiatan dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut dilaksanakan dengan mengusung tema “Putus Rantai COVID-19” yang berlangsung di RW 006 Kelurahan Baranagsiang, Kota Bogor. Fasilitas pengeras suara Masjid menjadi sarana yang tepat untuk “menggaungkan” informasi protokol kesehatan dan himbauan untuk mendukung kesembuhan penyintas COVID-19 dengan sasaran orang banyak. Tidak seperti biasanya yang bersifat preventif, program “Putus Rantai COVID-19” ini mengajak untuk mengubah pandangan negatif masyarakat seperti penolakan dan pengasingan terhadap penyintas COVID-19 yang tengah berjuang mengupayakan kesembuhan.
Kegiatan dalam pemutusan rantai COVID-19 sudah menjadi upaya pemerintah dalam pemberantasan COVID-19 di tanah air dari bulan April 2020. Telah banyak kerugian yang ditimbulkan oleh pandemik COVID-19 ini. Pencegahan saja bukan merupakan satu-satunya yang dapat dilakukan. Mengingat stigma negatif masyrakat terhadap penyakit menular ini, membuat setiap orang takut dan malu untuk mengakui dirinya terpapar COVID-19. Pemikiran tersebut dapat membuat penyintas COVID-19 merasa terkucilkan dan diasingkan, yang tentu saja hal ini dapat menyebabkan keparahan kondisi dari penyintas COVID-19 yang tengah berjuang mencapai kesembuhan karena tekanan mental yang dialami yang berujung pada lemah nya daya tahan tubuh.
Mengingat angka kematian dan kesakitan yang kian meningkat 3 bulan terakhir di tanah air, dilansir melalui www.covid19.go.id. Program ini mengambil 2 metode penyampaian yaitu pengumuman memlalui pengeras suara Masjid dan juga door to door (rumah ke rumah) untuk menghindari keramaian. Pemilihan pengeras suara ini mempunyai potensi agar warga yang mendengar dapat tergerak hatinya dalam upaya mendukung kesembuhan penyintas COVID-19 dan juga tidak lupa akan protokol kesehatan yang ada.
Ketua RW 006 Kelurahan Baranangsiang, Achmad Sultoni (kiri) dan Mahsiswa UNDIP, Shunya Yeshi (kanan) setelah mengumumkan protokol kesehatan dan himbauan melalui pengeras suara di Masjid Al Muhajirin RW 06/RT 06 (25/01).
“Saya sangat mendukung program ini yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Diponegoro, dalam mengupayakan kesembuhan. Saya setuju untuk menghimbau warga RW 006 dan juga ketua RW di wilayah lain untuk tidak mengucilkan pasien COVID-19“
—Ahmad Sultoni, Ketua RW 006 Kelurahan Baranangsiang (25/01).
Kegiatan pembagikan sticker DINKES Kota Bogor kepada warga di RW 006.
Selain pengumuman untuk mendukung kesembuhan dan penerapan protokol 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak), mahasiswa UNDIP menyebarkan kontak DINKES Kota Bogor kepada warga sekitar di RW 006 Kelurahan Baranangsiang agar mau melapor jika secara pribadi atau memiliki kerabat yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini bertujuan, agar mengurangi jumlah yang tertular dan penyintas COVID-19 dapat ditangani secara tepat dan pulih cepat, diharapkan dengan ada nya program ini masyarakat sekitar dimulai dari lingkup yang terkecil tidak memandangan COVID-19 sebagai “aib” yang harus ditutupi, tetapi sebagai hal yang harus ditangani dan dilawan dengan cara yang tepat demi menurunkan angka kesakitan dan kematian nantinya.
Penulis : Shunya Yeshi Veicinlun
Editor : Muhyidin, S.Ag., M.Ag., M.H.