Program Kerja 3 Warna
Mahasiswa tim I KKN UNDIP Desa Samborejo sudah memasuki minggu ke lima dalam melaksanakan beberapa program unggulan yaitu pengenalan desain mesin pencacah sampah organic, manajemen pengelolaan limbah batik dan pelatihan pembuatan perdes (Peraturan Desa). Kegiatan tersebut dilakukan secara bersamaan pada hari Sabtu,11 Februari 2017 yang diadakan di Balai Desa Samborejo dengan mendatangkan peserta kurang lebih 30 orang. Sebelum kegiatan dimulai, acara tersebut diawali dengan doa serta sambutan kepada perangkat desa yang hadir dan dilanjutkan penjelasan mengenai desain mesin pencacah sampah Selanjutnya dilakukan penjelasan mengenai manajemen pengelolaan limbah batik dan yang terakhir pelatihan pembuatan perdes. Acara ini dihadiri oleh perangkat desa dan kepala desa.
Penjelasan pertama mengenai desain mesin pencacah sampah yang bertujuan memberikan inovasi baru bagi masyarakat mengenai sampah organic yang selama ini dianggap sebagai barang tidak berharga dan memacu minat serta ketrampilan masyarakat dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos sehingga dapat digunakan pada lahan hijau dirumah masing masing. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian desain konsep mesin encacah sampah kepada perangkat desa, melakukan pengenalan dengan mempresentasikan kelebihan dan keuntungan dari mesin pencacacah sampah kepada perangkat desa, serta memberikan estimasi pemakaian dan bahan utama yang dihasilkan dari sampah organik untuk dibuat menjadi pupuk kompos.
Materi selanjutnya mengenai manajamen pengelolaan limbah batik. Seperti yang kita tahu bahwa daerah pekalongan adalah kota batik, namun dalam permasalahan limbah belum terkelola dengan baik. Selama ini masyarakat langsung membuang limbah ke saluran air atau ke sungai, sehingga dampaknya terlihat jika saat hujan turun air tidak dapat mengalike saluran drainase karena saluran tersebut tertutup oleh endapan lumpur dan airnya berwarna kemerahan. Untuk itu masyarakat perlu diberi edukasi mengenai manajemen pengelolaan limbah yang baik dan benar agar tidak mencemari lingkungan. Ada beberapa cara yaitu dengan membuat sumur resapan limbah batik dan pembuatan IPAL secara komual, sedangkan sisa kain yang tidak terpakai dapat dijadikan beberapa sounvenir diantara bros, sandal, dompet, dll. Yang terakhir penjelasan mengenai pelatihan pembuatan perdes, yang bertujuan untuk melatih para perangkat desa agar mengerti dalam pembuatan perdes.