Bisakah Yasinan pada masa Pandemi?

PELAIHARI (16/01) – Kuliah Kerja Nyata atau KKN identik dengan pelaksanaannya yang biasa dilakukan dengan menerjunkan mahasiswa untuk mengabdi langsung kepada masyarakat. Namun kali ini berbeda dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia, sehingga KKN kali ini dengan berat hati dilaksanakan secara daring dan di daerah asal dari masing-masing mahasiswa Universitas Diponegoro. Seorang mahasiswi dari Program Studi Sejarah, Angkatan 2017, Fakultas Ilmu Budaya, Devinta Arimbi Tunjungsari yang berasal dari Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Laut.
Salah satu program kerja yang diajukan oleh Devinta ialah Budaya Yasinan di Era Pandemi. Pandemi Covid-19 membawa dampak yang besar untuk dunia termasuk Indonesia dan seluruh masyarakat serta menghambat sistem perekonomian sekaligus aktivitas masyarakat. Budaya yasinan sendiri pada umumnya dilakukan dengan mengundang banyak orang dan sangat sulit untuk menjaga jarak antar orangnya. Dengan adanya program kerja ini diharapkan terbentuk budaya yasinan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu dengan dapat menjaga jarak atau social distancing antar orang. Target peserta dalam kegiatan ini sendiri ialah ibu-ibu warga dari Komplek Kijang Mas.
Para mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti pembekalan tingkat jurusan, fakultas, dan universitas. Selanjutnya, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Upacara Penerjunan KKN Tim I Universitas Diponegoro 2021 sebelum akhirnya bisa terjun langsung melaksanakan program kerja di lapangan. Untuk Program Kerja “Budaya Yasinan di Era Pandemi” susunan dari acara yasinan dimulai dengan pembacaan Surah Yaasiin, lalu dilanjutkan dengan sholawat serta dzikir dan ayat kursi, kemudian disambung dengan ceramah yang disampaikan oleh ustadz, dan ditutup dengan doa bersama. Acara Yasinan biasanya dilaksanakan pada hari Jumat, pukul 16.00 WITA hingga selesai di Masjid Al-Ikhlas, Komplek Kijang Mas, Kec. Pelaihari. Berbeda dengan pada hari biasanya, dimasa pandemi hadirin yang hadir diharuskan melakukan social distancing dengan duduk pada tempat yang sudah disediakan, selain itu para hadirin juga diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk ke area Masjid tempat yasinan dilaksanakan, pada akhir acara yang biasanya para hadirin bersalam-salaman pun selama pandemi ditiadakan begitu pula dengan makanan yang telah dipersiapkan untuk dibawa pulang, bukan dimakan bersama seperti pada masa sebelum pandemi.

Penulis: Devinta Arimbi Tunjungsari/Sejarah/Fakultas Ilmu Budaya
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M.Si.