Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring

SEMARANG (24/01) – Pelaksanaan KKN Undip Tim I 2021 mulai berlangsung sejak Senin, 4 Januari 2021 hingga Selasa, 16 Februari 2021. KKN Undip Tim I 2021 memiliki konsep yang sangat berbeda dari KKN Undip reguler biasanya, yaitu KKN Reguler Mandiri (KKN Pulang Kampung). KKN biasanya dilakukan di lokasi yang telah ditentukan oleh LPPM Undip, namun saat ini ditentukan berdasarkan domisili dari mahasiswa atau di luar domisili dengan alasan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya kondisi pandemi COVID-19 yang tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia dan provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah dengan kasus positif COVID-19 yang cukup tinggi hingga saat ini. Tim P2KKN Undip telah berupaya maksimal dalam merancang KKN Undip Tim I 2021 ini dengan mengusung tema ‘Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)’. Mahasiswa secara individu diwajibkan untuk melaksanakan dua kegiatan yang dirancang menjadi bentuk program kerja, yaitu kegiatan pencegahan penyebaran Covid-19 dan kegiatan pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan Sustainable Development Goals sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing (monodisiplin).

Masyarakat Indonesia pada umumnya masih sangat awam tentang minyak jelantah yang mereka hasilkan akan terbuang kemana. Faktanya, 80% pencemaran air di Indonesia (data hingga tahun 2019) yaitu berasal dari ibu rumah tangga. RT 01 RW III Kelurahan Sumurboto banyak terdapat warga yang sudah berkeluarga dan juga kost-kost an yang ditempati baik oleh mahasiswa maupun karyawan, sehingga limbah minyak jelantah yang dihasilkan tiap harinya pun lumayan banyak. Maka dari itu, penulis memberi penyuluhan tentang seberapa berbahaya minyak jelantah yang dibuang sembarangan dan juga minyak jelantah yang terus dipakai lebih dari 2 kali.

Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring terbilang mudah dan murah sehingga ibu-ibu rumah tangga akan sangat mudah membuatnya. Bahan yang dipersiapkan cukup minyak jelantah, soda api (KOH / potassium hidroksida), air suling (aquades), essence oil sari apel, dan pewarna. Cara pembuatannya yaitu pertama-tama ukur minyak jelantah sebanyak 100mL, lalu saring dengan kertas saring ke dalam gelas. Sambil menunggu saringan, siapkan 2gr soda api (KOH) dengan 10 mL (4 sendok makan) air suling. Kemudian minyak yang telah disaring, dimasukkan ke dalam panci. Panaskan minyak hingga ±40˚C atau sekitar hangat di kuku jari. Lalu campurkan 2 sendok makan larutan KOH yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mixer campuran hingga 10 menit. Setelah itu, saring Kembali hasil mixer dengan kertas saring. Penyaringan bisa memakan 1-3 malam sesuai dengan seberapa keruh minyak jelantahnya. Lalu persiapkan Kembali larutan KOH sebanyak 15gr dengan 50 mL air suling. Hasil penyaringan campuran minyak jelantah dan KOH dipanaskan Kembali hingga ±40˚C atau sekitar hangat di kuku jari. Lalu campurkan 50mL larutan KOH dan Kembali mixer selama 45 menit. Selama di mixer, bisa tambahkan essence oil sari apel sebanyak 2 sendok makan dan pewarna secukupnya. Setelah itu, sabun cuci piring telah siap dipakai.

Penyuluhan telah selesai dilaksanakan pada hari Minggu (24/01) di hadapan beberapa warga RT/RW 01/III. Tidak semuanya hadir dikarenakan peraturan social distancing selama pandemik berlangsung.

Azka Nurhayatina – FT UNDIP 2021

Dosen Pembimbing : Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T.

Koordinator Wilayah : dr. Sri Winarni, M.Kes.

Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik

KKN Undip Tim I Kodya Semarang 2021