ERA PANDEMI, TANAMAN HIAS MAHAL?? MAHASISWA KKN UNDIP MANFAATKAN KOTORAN TERNAK MENJADI PUPUK
Karangnunggal (30/1/2021) – Pandemi covid-19 merupakan salah satu kejadian luar biasa di Indonesia yang telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Kondisi ini menyebabkan pelaksanaan beberapa kegiatan yang harusnya dilaksanakan di luar menjadi terhambat. Pelaksanaan KKN TIM I 2021 Universitas Diponegoro pun menjadi terhambat dan dilaksanakan secara Pulang Kampung atau dilaksanakan di rumah masing-masing mahasiswa. Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di tengah Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)” kegiatan KKN Pulang Kampung ini dilaksanakan mulai tanggal 04 Januari – 16 Februari 2021 dan pelaksanaan KKN tersebut dapat diadakan secara online maupun offline dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di masyarakat.
Pada saat kondisi pandemi seperti sekarang, banyak aktivitas dilakukan dari rumah juga menyebabkan adanya beberapa aktivitas baru di lingkungan masyarakat. Terjadinya pembatasan sosial mengakibatkan beberapa masyarakat khususnya yang berada di daerah Karangmekar memiliki hobi baru yaitu dengan menanam Tanaman Hias. Maraknya proses penanaman Tanaman Hias tersebut menyebabkan harga Tanaman Hias maupun media tanam menjadi lebih mahal dari biasanya. Untuk itu, sebagai salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satu mahasiswa jurusan Peternakan Universitas Diponegoro membuat sebuah trobosan yaitu membuat pupuk kompos berbahan dasar kotoran ternak domba yang jumlahnya melimpah di wilayah Karangmekar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Karangmekar khususnya di lingkup RT 013 RW 001 dengan melibatkan beberapa orang peternak di wilayah tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 minggu mulai dari persiapan bahan-bahan sampai dengan pembuatan pupuk kompos. Kegiatan diawalai dengan pembuatan media pendukung berupa poster, persiapan bahan-bahan yang diguanakn untuk membuat pupuk kompos, sosialisasi serta pembuatan pupuk kompos bersama dengan beberapa peternak.
Harapannya, dengan kegiatan pembuatan pupuk kompos tersebut masyarakat di wilayah RT 013 RW 001 khususnya para peternak dapat memiliki keahlian dalam memanfaatkan limbah yang dihasilkan ternaknya berupa feses sehingga memiliki nilai jual lebih dan peternak dapat memperoleh pendapatan sampingan dari pengolahan pupuk kompos tersebut.
Penulis : Dewi Fitriyanti (S1 Peternakan – Fakultas Peternakan dan Pertanian)
Editor : Dr. Sunarno, S.Si., M.Si.