Covid-19 masih ada, Mahasiwa KKN UNDIP kampanyekan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga Jarak)

Semarang (31/1). Pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 mengharuskan masyarakat Indonesia untuk mematuhi protokol kesehatan. Namun, kesadaran masyarakat akan pentingnya memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak masih perlu ditingkatkan. Masih banyak masyarakat yang berkeliaran diluar rumah tanpa menggunakan masker dengan alasan di Desa tidak ada kasus yang terjangkit Covid-19. Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tetap melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi Covid-19 dengan metode yang tidak seperti tahun – tahun sebelumnya. KKN UNDIP tim 1 tahun 2021 dilaksanakan pada 4 januari sampai 16 februari 2021. Tema KKN tim 1 tahun 2021 yaitu “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program yang mendukung SDGs tersebut berupa Sosialisasi dan edukasi pentingnya menerapkan gerakan 3 m (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Dusun Jagir Desa Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang menjadi salah satu Dusun yang tercatat tidak ada kasus Covid-19 sehingga masyarakat masih beraktivitas seperti biasanya. Masyarakat Dusun Jagir mempunyai kebiasaan gotong royong yang baik. Banyak kegiatan di Dusun Jagir yang dilaksanakan bersama – sama. Pandemi Covid-19 tidak menghalangi aktivitas masyarakat untuk berkegiatan secara bersama – sama. Banyak kegiatan rutin yang tetap dilaksanakan seperti pengajian dan kegiatan PKK. Meski demikian protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan. Pandemi Covid-19 adalah virus yang tidak dapat terlihat sehingga perlu adanya pencegahan terhadap pandemi tersebut meskipun dalam suatu Desa tidak terdapat kasus Covid-19. Melihat hal tersebut, Mahasiswa KKN Undip bersama –sama menghimbau masyarakat Dusun Jagir untuk tertib melakukan protokol kesehatan Covid-19.
Peti Perawati, mahasiswa KKN Undip di Dusun Jagir, menjelaskan, gerakan protokol kesehatan yang disosialisasikan yakni 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). Menurutnya sosialisasi gerakan 3M tersebut dilakukan agar menambah kesadaran akan pencegahan penyebaran covid-19 meskipun disuatu Desa belum ada kasus Covid-19.
“Saya menerapkan gerakan 3M kepada masyarakat Dusun Jagir dengan mendatangi masyarakat dengan metode door to door dan mengkampanyekan gerakan 3M pada sekumpulan ibu-ibu warga Dusun Jagir yang sedang berkumpul, harapannya terdapat peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran Covid-19” ujar Peti kepada Kompasiana.com
Fungsi memakai masker yaitu melindungi masuknya virus dari luar melalui saluran pernapasan, selain itu mencegah penularan penyakit kepada orang lain. Mencuci tangan memakai sabun minimal 20 detik berfungsi untuk menghilangkan virus yang menempel pada kulit setelah kontak fisik dengan orang terinfeksi. Menjaga jarak minimal 2 meter berfungsi untuk mencegah penularan dari satu orang ke orang lain. Maka, sosialiasi ini menjadi sangat penting dilakukan di masyarakat agar angka penularan Covid-19 berkurang.
Peti Menjelaskan, Sosialisasi dan edukasi tentang gerakan 3M tersebut, dia menggunakan media informasi seperti Poster dan dilanjutkan dengan pembagian masker secara gratis. Harapannya dengan menggunakan media seperti poster, masyarakat dapat mudah memahami materi 3M tersebut.
“Selain sosialisasi dan edukasi kepda ibu-ibu dan bapak-bapak, saya juga memberikan edukasi kepada anak-anak pada saat kegiatan bimbingan belajar, caranya yaitu sebelum pelaksanaan bimbingan belajar, anak-anak diarahkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu, menggunakan masker yang benar dan menjaga jarak saat bimbingan belajar” tuturnya.
Program KKN yang dilaksanakan di bawah bimbingan Ariska Nurfajar Rini, itu mendapatkan respon postitif dari masyarakat. Ibu Siti, warga Dusun Jagir yang mendapat edukasi dari mahasisawa KKN Undip mengungkapkan, edukasi yang diberikan cukup bagus karena mendapatkan penjelasan yang cukup mudah dimengerti tentang 3M yang bermanfaat sekali sebagai pencegahan pada saat pandemi Covid-19 ketika tidak tahu kapan saja virus bisa menyerangnya.
“Menurut saya edukasinya sangat bermanfaat, saya bisa lebh waspada terhadap Covid-19 yang bisa saja menyerang kapan pun dan dimanapun” ucap Siti.
Oleh : Peti Perawati
Dosen : Ariska Nurfajar Rini, S.E., M.Sc.