KAMPUNG TEMATIK ADA TAPI TAK TERARAH, Mampukah Mengentas Kemiskinan? Mahasiswa Undip Mencoba Merumuskan Konsep Pengembangan Kampung Tematik Pengrajin Tempe di Kelurahan Padangsari

Semarang (04/02) Kampung Tematik merupakan salah satu Program Pemerintah Kota Semarang dengan tujuan untuk pengentasan kemiskinan di Kota Semarang dengan masyarakat sebagai subjek utama. Kampung Tematik merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan wilayah sesuai dengan potensi kewilayahan. Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 22 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kampung tematik, Kampung Tematik dapat diartikan sebagai suatu wilayah di bawah administrasi kelurahan yang menunjukkan jati diri / identitas/makna masyarakatnya atas suatu potensi lokal yang diangkat dan ditonjolkan atas hasil kesepakatan masyarakat.

LATAR BELAKANG

Salah satu kampung tematik yang terdapat dalam konsep “Gerbang Hebat” Kota Semarang adalah Kampung Tematik Pengrajin Tempe yang terletak di RW 03 Kelurahan Padangsari. Khususnya di RT 01, 03, 06, dan 08. Berdasarkan data yang termuat, terdapat 7 pengrajin yang terdaftar sebagai pengrajin tempe di bawah naungan Kampung Tematik. Seiring dengan perkembangannya, Kampung tematik ini dirasa kurang berkembang. Adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa usaha berhenti dan tidak lagi melakukan produksi. Hal tersebut tentunya dapat mematikan mata pencaharian penduduk. Matinya beberapa usaha tempe dikarenakan kurangnya modal. Dalam kebijakan yang seharusnya, setiap kampung tematik mendapatkan anggaran sebesar Rp 200,000,000 per kampung untuk pengembangannya. Namun berdasarkan hasil wawancara, para pengrajin belum mendapatkan sama sekali bantuan pendanaan untuk pengembangan industri.

Kondisi Kampung Tematik

PROGRAM

Melihat kondisi dan permasalahan pengembangan di Kampung Tematik Pengrajin Tempe Kelurahan Padangsari. Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro mencoba melakukan perumusan konsep pengembangan untuk Kampung Tematik. Perumusan Konsep ini menjadi salah satu rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak Kelurahan Padangsari untuk lebih mengintegrasikan pengembangan Kampung Tematik. Program ini dilaksanakan mulai 6 Januari 2021  hingga 2 Februari 2021 dengan sasaran utamanya adalah Para Pengrajin Tempe selaku subjek perencanaan dan Pihak Kelurahan Padangsari selaku pembuat kebijakan. Penyusunan Buku yang komprehensif menjadikan proses penyusunannya membutuhkan waktu yang lama.

Gambaran Isi Buku Konsep Pengembangan

PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan Program diawali dengan observasi lapangan untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik dan lingkungan dari Kampung Tematik Pengrajin Tempe. Mahasiswa juga melakukan wawancara kepada pihak Kelurahan Padangsari, Ketua RW, Ketua RT dan juga Pengrajin Tempe untuk mengetahui potensi pengembangan hingga hambatan dalam kegiatan produksi tempe. Hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa hambatan utama dari pengembangan Kampung Tematik Pengrajin Tempe ini adalah kurangnya modal,  minimnya inovasi pengembangan, dan juga tidak adanya regenerasi. Padahal disisi lain keberadaan Kampung Tematik dapat menjadi salah satu pendekatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan Wawancara dan Observasi Lapangan

Analisis ekonomi, kependudukan, dan spasial juga dilakukan untuk semakin memperjelas gambaran kondisi wilayah bukan hanya Kampung Tematik Pengrajin Tempe saja, namun juga Kelurahan Padangsari secara keseluruhan.

Setelah diketahui potensi dan masalah pengembangan Kampung Tematik, maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah merumuskan isu pengembangan. Isu yang berhasil dirumuskan adalah “Belum Optimalnya Pengembangan Kampung Tematik Pengrajin Tempe sebagai dampak belum terintegrasinya sistem perencanaan dan kurangnya dukungan sumber daya”. Berdasarkan isu tersebut lalu dirumuskan Tujuan, Sasaran, Konsep, dan Rencana Pengembangan yang didukung oleh pemberian rekomendasi tindak lanjut.

Konsep Pengembangan

Setelah Buku Konsep Pengembangan Kampung Tematik selesai dibuat, selajutnya pada tanggal 3 Februari 2021, mahasiswa memberikan hasil program kepada pihak Kelurahan Padangsari yang diwakilkan oleh Ibu Maemanah Hidayati selaku Kasi Pembangunan. Selanjutnya mahasiswa juga melakukan sosialisasi dan penjelasan hasil perencanaan kepada pihak pengrajin tempe yakni Ibu Junadi dan Ibu Temu.

Penyerahan Dokumen

Program Penyusunan Buku Konsep ini diharapkan mampu menjadi dasar dan referensi bagi perencanaan pengembangan Kampung Tematik Pengrajin Tempe di Kelurahan Padangsari sehingga tujuan awal dari pembangunan kampung tematik yakni untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas lingkungan dapat terwujud.

KKN TIM I UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mahasiswa : Diyah Kumala Sari, S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Dosen Pembimbing Lapangan : drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp.Perio