“Penting ! Cegah Kelalaian Pekerja, Mahasiswa KKN TIM I UNDIP Buat Juru Las Paham K3”

Semarang, Bulusan (04/02) Mata pencaharian sebagai juru las potensial pada daerah pemukiman padat seperti di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dikarenakan kebutuhan pembangunan yang terus menerus. Profesi ini merupakan salah satu profesi yang berisiko terjadinya kecelakaan kerja. Di Kelurahan Bulusan ini terdapat beberapa bengkel pengelasan, salah satunya bengkel las milik Bapak Fathur yang tepatnya berada di RW 07. Sebagian besar para juru las di Kelurahan Bulusan kebanyakan otodidak, bahkan tidak mengikuti pelatihan pengelasan secara professional untuk mempunyai skill pengelasannya. Sehingga kurang dalam pengetahuan menganai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Mengenakan kaos oblong, celana pendek, sendal cepit dan berbekalkan kacamata hitam sudah menjadi kebiasaan mereka selama ini disetiap pekerjaan pengelasan. . “Kita sudah terbiasa melakukannya seperti ini mas, kalo menggunakan wearpack, sepatu boot, apalagi pake sarung tangan ga bisa bebas mas, badan serasa pengap ga enak cepet sumuknya .” tutur salah satu juru las. Tentunya hal tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan, apabila terus dilakukan akan tidak menutup kemungkinan para pekerja las akan mendapatkan cacat fisik sementara bahkan permanen. Setidaknya ada tujuh bahaya dari pengerjaan las ini seperti bahaya sinar dan cahaya, kecelakaan karena listrik, bahaya debu dan gas, bahaya percikan dan terak las, bahaya ledakan, bahaya kebakaran dan bahaya jatuh semua itu beresiko didapatkan oleh para pekerja las.

Dari kasus tersebut mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip), Fauzi Rahmawan mahasiswa dari Prodi Teknik Perkapalan untuk meningkatkan kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terkhusus dalam bidang pengelasan. Dengan melakukan sosialisasi, pemberian poster dan booklet  tentang pentingnya penerapan pengamanan diri (APD) seperti  wearpack, topeng las, apron, sarung tangan dan kacamata di lingkungan kerja. Adanya sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat dilihat melalui perubahan perilaku para juru las di bengkel ini. Sehingga pekerjaan lebih efisien dan produktif karena faktor kecelakaan kerja yang terminimalisir.