Musim Penghujan Terus Menghujam, Mahasiswa UNDIP Membuat Lubang Kecil Berjuta Manfaat Di Sokaraja Wetan

Banjir dan sampah merupakan masalah yang masih sering dihadapai masyarakat di sejumlah daerah di tanah air. Pembuangan sampah yang sembarangan, pengolahan sampah yang tidak baik, pembukaan lahan, perataan tanah untuk pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya mengakibatkan pemadatan tanah, berkurangnnya unsur hara di dalam tanah, serta rusaknya jalur – jalur bekas penembusan dan galian fauna tanah. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir melalui permukaan tanah dan dibuang melalui saluran drainase. Buruknya saluran pembuangan air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan mengakibatkan banjir dan genangan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah memperkirakan puncak musim hujan di seluruh wilayah Indonesia akan terjadi hingga Februari 2021. “Kewaspadaan curah hujan tinggi sampai Februari masih terus terjadi,” kata Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan saat menyampaikan konferensi pers melalui daring, Jumat (15/1).

Karena hal tersebut potensi terjadinya genangan dan banjir di berbagai wilayah semakin meningkat, termasuk yang terjadi di salah satu wilayah di Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Karena curah hujan yang tinggi dan kurangnya daerah resapan air, lahan milik salah satu warga tergenang oleh air sehingga membawa kekhawatiran bagi warga apabila air akan masuk kedalam rumah pada saat intensitas dan durasi curah hujan tinggi. Oleh karena itu, salah satu Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP 2021 Nadiana Helma Salsabila membuat terobosan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengenalkan dan membuat Lubang Resapan Biopori di lahan tersebut.

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris (dalam hal ini dibantu dengan paralon) yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang ini berfungsi untuk meresapkan air hujan dan berperan sebagai komposter yang mengolah sampah organik, sampah yang dimasukkan ke dalam lubang memancing fauna dan mikroorganisme yang ada di dalam tanah seperti cacing, akar tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya untuk membuat pori – pori atau terowongan kecil yang dapat memepercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal.

Lubang – lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat aktifitas berbagai organisme di dalamnya inilah yang disebut dengan biopori, Lubang – lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air ke di dalam tanah.

Dengan adanya Lubang Resapan Biopori ini membawa banyak manfaat bagi masalah yang ada, antara lain adalah menciptakan daerah resapan air yang akan mencegah genangan dan banjir, mengurangi sampah organik, menghasilkan kompos serta memperbarui unsur hara dalam tanah karena adanya proses komposter didalamnya. Pembuatan LRB dilakukan pada hari Jum’at, 5 Februari 2021 berlokasi di Dusun Karang Gedang, Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Saat ini sudah terpasang 2 lubang dan ditargetkan akan dibuat 3 lubang lagi di wilayah lain di Desa Sokaraja Wetan. Kegiatan ini disambut hangat oleh pemerintah desa dan masyarakat. Dengan adanya program ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menjadi contoh bagi masyarakat untuk menciptakan lubang – lubang resapan lainnya sehingga dapat mengurangi masalah genangan dan sampah organik yang terjadi di daerah tersebut.

Penulis : Nadiana Helma Salsabila

Dosen Pembimbing Lapangan : Dinalestari Purbawati, SE., M.Si., Akt